Skip to main content

Video Baru di YouTube channel-nya Cantik Selamanya #newvideoalert

Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care! 

Maria Magdalena - cerpen

Berdiri diri di depan kubur yang kosong itu dengan perasaan sedih dan takut. Mayat Guru yang disayanginya sudah tidak ada. Padahal sejak dikuburkan pada hari Jumat yang lalu, kubur itu dijaga oleh tentara. Sekarang mereka tidak ada dan kuburnya kosong. Namun anehnya, kain kafan dan kain peluh yang membungkus mayat Yesus ada di sana. Siapa yang mencuri mayatNya?

Tadi pagi-pagi sekali, Maria pergi ke kubur bersama Maria ibu Yakobus, serta Salome hendak memberikan rempah-rembah pada mayat Yesus serta meminyakinya dengan minyak mur yang harum  untuk merawat mayatnya karena cinta mereka pada sang Guru. 
 
Ketika mereka tiba di depan kubur itu, ternyata kubur itu kosong. Lalu ada seseorang muda berpakaian putih yang  mengatakan bahwa Yesus telah bangkit! Mereka bingung sekali dan ketakutan. Orang muda itu menyuruh mereka untuk memberitahukan kepada murid-murid Yesus dan Petrus tentang apa yang mereka lihat dan bahwa Yesus akan menemui mereka di Galilea. 


Jadi, masih bingung dan takut, mereka bergegas menemui Petrus dan murid-murid lain tentang apa yang baru saja terjadi. Hanya Petrus dan seorang murid yang lain yang percaya pada perkataan mereka, dan mereka segera pergi ke kubur itu. Maria Magdalena mengikuti mereka ke kubur itu dengan perasaan yang tidak karuan. Kubur kosong.. Orang muda yang mengatakan bahwa Yesus bangkit dan pergi ke Galilea.. Apa yang sesungguhnya terjadi? Di manakah Guruku itu? Kata murid yang lain itu, Yesus telah bangkit. Benarkah?

Air mata masih membasahi pipi ketika Maria berdiri sendiri di depan kubur itu sambil memandang ke dalam, ke tempat mayat Yesus dibaringkan. Petrus dan murid yang lain telah pergi. 

Kesedihan masih menyesakkan dadanya. Teringat semua kenangan lama sejak Yesus menyembuhkan dia dan membebaskan dirinya dari kerasukan setan yang sangat menyiksa dirinya. Hari itu, ketika Yesus mengusir setan-setan dari dalam dirinya, Maria Magdalena merasakan kelegaan yang luar biasa. Rasa sakit ditubuhnya hilang, dan ia merasa bahagia sekali. Sejak itu Maria Magdalena bukan lagi si perempuan penyakitan. Hatinya begitu bersyukur sehingga ia memutuskan untuk ikut dalam rombongan Yesus agar dapat membantu mereka. Yesus itu seorang Guru yang mengajar agama. IA juga melakukan penyembuhan-penyembuhan dalam setiap kegiatannya. Banyak orang sakit yang dibawa kepadaNya untuk disembuhkan seketika. Maria tak henti-hentinya mengagumi kedahsyatan yang dilakukan Gurunya, dan menikmati indahnya kebenaran Firman Tuhan yang disampaikan sang Guru ketika IA mengajar. 

Ada beberapa perempuan lain juga yang ikut dalam rombongan itu, seperti Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, dan Susana. Perempuan-perempuan ini juga pernah disembuhkan dari penyakit mrreka dan dibebaskan dari kerasukan roh jahat. Mereka pun kemudian melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Hingga tibalah hari yang mengerikan itu setelah mereka menangkap Yesus saat berdoa di Taman Getsemani. Mereka mengatakan bahwa Yesus telah melakukan kejahatan. Kejahatan apa? Maria tak mengerti dan marah namun juga takut. Dari jauh ia dan Bunda Maria mengikuti proses pengadilan yang melelahkan dan melihat bagaimana dengan kejam para tentara yang membawa Yesus menyiksa dan mempermainkanNya. Ingin rasanya ia memaki mereka, tapi ia sadar mereka dapat menangkapnya juga dan akan membunuhnya. Maka ia hanya mampu berjalan mengikuti dari jauh. Tak ingin ia melepas Gurunya yang baik hati itu dari pandangannya. Kalau bisa, ingin rasanya ia memeluk sang Guru untuk memberinya kekuatan. 

"Ya, Tuhan, mengapa ini terjadi?" Maria Magdalena mengeluh dalam hatinya. Memang ada orang-orang yang membenci Yesus karena pekerjaanNya. Mereka marah ketika Yesus mengusir para pedagang dari halaman Bait Suci karena kataNya mereka membuat rumah ibadat menjadi pasar. 

Mereka juga marah ketika IA membebaskan seorang perempuan yang hendak dihukum mati dengan rajam, hanya dengan berkata bahwa kalau ada yang merasa tidak berdosa, orang itu boleh menjadi yang pertama melemparkan batu kepada perempuan yang sedang menangis ketakutan itu. Tentu saja tak ada manusia yang tidak berdosa, jadi satu per satu mereka pergi. Hal itu membuat malu para pemimpin agama itu dan mereka terus mencari-cari kesalahan Yesus agar bisa menghentikan pekerjaanNya. 

Mereka sungguh membenci Yesus karena perbuatan baik yang dilakukanNya. Aneh! Namun sungguh Maria tak menyangka bahwa mereka akan membunuh orang yang begitu baik itu. DIA yang menghapus banyak air mata. Yang memberikan kebahagian kepada keluarga yang kesusahan akibat sakit penyakit yang menyerang anggota keluarga mereka. IA bahkan membangkitkan orang mati. IA melakukan begitu banyak mujizat. Bagaimana mungkin mereka membunuhNya?  

DIA orang baik! DIA bahkan menyembuhkan telinga tentara yang kupingnya ditebas oleh Petrus waktu di Taman Getsemani itu. Yesus melarang murid-muridnya memakai pedang. Dan lebih luar biasa lagi, saat tergantung di kayu salib itu, IA masih mengampuni mereka yang telah menyalibkanNya! Kata Yesus waktu disalib, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." 

Sungguh DIA luar biasa begitu mengasihi semua orang tanpa memikirkan golongan dan apa yang diperbuat mereka kepadaNya. Air mata Maria Magdalena terus mengalir mengingat itu semua. Sunnguh tak adil! Kenapaaa?! Mengapaaa?! Rasanya ingin ia menjerit sementara pandangannya tak lepas dari tempat mayat Yesus tadinya dibaringkan. Rasanya ia ingin tetap di sini saja menemani Yesus yang telah mati karena kedegilan hati orang yang membenciNya. 

Rasanya Maria ingin menunggu di  sini saja, mungkin nanti ada yang dapat dilakukannya bagi Guru yang dikasihinya. Waktu mereka selesai menguburkannya pun Maria enggan pergi meninggalkam kubur ini. Ia tetap duduk menunggu di depan kubur ini. Entah apa yang ditunggu. Yesus sudah mati dan dikubur. Tapi berat hatinya meninggalkan Orang yang begitu baik itu. Sejak hari itu air mata terus membasahi pipinya. Hanya karena kemarin adalah hari Sabat maka Maria tak datang ke kubur ini karena ada larangan agama. 

Maria menghela nafasnya dalam keresahan dan tiba-tiba tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Seketika tangisnya terhenti. 

Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."

Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" 

Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."

Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. 

Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

Oh! Betapa dahsyat yang diluhat dan didengarnya! Itu Yesus! Guruku! Tuhanku! IA hidup! IA hidup! Seketika hilang kesedihan hatinya berganti dengan sukacita yang tak terkira. Sungguh, bila tadi Yesus tak menahannya, Maria pasti sudah memeluk Gurunya itu. Oh, bahagia sekali hatinya melihat kembali Gurunya itu. IA hidup! Yes! DIA hidup! 

Maria Magdalena pun pergi untuk menyampaikan kabar yang luar biasa itu kepada murid-murid Yesus. "Aku telah melihat Tuhan!" 

Hilang semua dukacitanya, berganti dengan sukacita. Gurunya hidup! Tuhannya hidup! Dan tak akan ada lagi yang akan memisahkan mereka. Tuhan Yesus hidup! Hari itu, kebahagiaan yang luar biasa memenuhi hati Maria Magdalena. Hari itu ia yakin, tidak akan ada lagi air mata duka di pipinya. Ia berjanji dalam hatinya akan meneruskan pekerjaan Gurunya itu seperti dulu. Menolong orang yang kesusahan, menghibur mereka. Itu hal-hal yang Gurunya sukai. Ya, Maria sangat bersyukur melebihi syukurnya ketika dulu dibebaskan dari kerasukan roh jahat. Fajar telah menyingsing, matahari telah bersinar kembali menerangi hari. Demikian pula di hati Maria, secercah harapan telah mengisi hatinya, menyinari wajahnya dengan keceriaan yang membuatnya tampak sumringah. Sungguh, ketika cinta yang tulus mengikat hati, tidak ada duka yang dapat mengikat. Harapan selalu ada. 


==========================

Reka cerita berdasarkan Alkitab. Selamat Paskah! 

Popular posts from this blog

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris

Mulai hari ini, setiap hari Rabu, di Cantik Selamanya ada cerita bersambung karangan Renthyna. Yes , it ' s a fiction . Semua serinya akan masuk di tag " fiction ". Hope you'll enjoy it ! :) Sinopsis: Nita, seorang karyawan yang bermimpi punya harapan yang indah di masa depan. Semangat empat limanya dipakai untuk menggempur semua tugas-tugas yang diberikan atasan karena berprinsip teguh untuk selalu memberikan hasil terbaik untuk sang pimpinan. Menurut ukurannya, apa yang diinginkannya tidaklah muluk-muluk, bahkan dia juga ikhlas dengan jumlah Rupiah yang diterima dari hasil jerih payahnya di kantor. Nita punya mimpi dan berharap setiap hari. Dalam pengejaran akan mimpi-mimpinya, dia juga harus menghadapi kenyataan bahwa mimpinya tidak dapat diraih semudah ia membalikkan telapak tangannya. Nita Si Sekretaris Matanya memang menatap tajam ke arah gambar-gambar komik yang ditaruh di atas meja sambil kedua tangannya memegangi lembar kiri-kanan komik tersebut. Kepalanya se

Selimut Hati (by Dewa 19)

Suka Dewa 19 ? Aku suka lagu-lagunya. No offence but aku gak suka kasarnya Ahmad Dani . Siapa, sih , yang suka..? He he he.. Tapi, aku suka lagu-lagunya. Well, don ' t judge the book by its cover , right ? Aku juga suka suaranya Once . Nice voice . Salah satu lagu yang aku suka adalah Selimut Hati . " Aku.. kan menjadi malam-malammu.. kan menjadi mimpi-mimpimu.." Very nice . Lagunya bikin ngelamun . Lembut dan meyakinkan. Meyakinkan, bahwa yang menyanyikan lagu ini bener-bener ngerti perasaan kekasih hatinya. So sweet ... Dia bener-bener pengen menyenangkan hati kekasihnya, waktu bilang , " Aku bisa untuk menjadi apa yang kau minta .." Tapi dia juga minta pengertian bahwa dia gak bisa seperti kekasih lama yang mungkin masih terkenang-kenang... Ah ... so dearly ... Wouldn't it be nice kalau ada orang yang berlaku begitu untuk kita? Dengan lembut mengungkapkan rasa sayangnya tanpa terdengar menjadi murahan... Tanpa menjadi gombal .. kain bekas buat lap l

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris (2)

Cerita sebelumnya : Nita, seorang sekretaris, hidup dengan optimis namun tidak neko-neko. Namun, keoptimisannya kerap diuji, apalagi dia "hanya" seorang... Nita Si Sekretaris Nita tidak bisa mengerti, kenapa semua pekerjaan Vero tersebut harus dikerjakannya. Ditambah lagi Vero malah marah-marah tidak karuan gara-gara Nita tidak menambah sepuluh persen pada kolom perkiraan tadi. “Sumpah, gue ga' tahu itu harus dikalikan berapa.” Cerita Nita pada Ellen. “Tapi elu tuh harusnya banyak bertanya dong, Nit. Lu harus lebih berinisiatif bertanya ke Vero kalau ada urusan kerjaan sama dia.” Ucap Ellen menguliahi. Saat itu Nita tidak berharap Ellen malah menasehatinya karena Ellen 'kan juga sama seperti dia yang adalah seorang sekretaris juga. Dia justru ingin seorang kolega bisa memberi kata-kata hiburan ataupun pemberi semangat pada saat-saat tidak menyenangkan seperti ini. Dan, walaupun bosnya adalah Pak Walker yang sudah tua tapi ramah, namun dalam logika Nita, Ellen sepantas