Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!
Aku dan teman-teman di facebook baru saja berdiskusi tentang suatu hal yang menyangkut tentang opini publik. Kebetulan isunya sedang hangat, jadi kami saling sahut menyahut.
Kami tidak sedang membicarakan Prita Mulyasari waktu itu, namun soal hal lain. Di tengah-tengah pembicaraan, ada yang menyahut kurang lebih begini: "kritis dong, jangan percaya begitu aja pendapat masyarakat".
Aku tertegun membaca kalimat temanku itu. Sebagai seorang nasionalis, aku sangat percaya bahwa kita harus sebisa mungkin mengutamakan untuk belajar dari bangsa sendiri [lihat artikelku: "Cinta Indonesia: Right Or Wrong, My Country!"]. Kalau tidak bisa belajar dari negara sendiri, bagaimana bisa menggali pengetahuan dari bangsa lain?
Apa sebetulnya Critical Thinking?
Lalu aku mencari input dari Wikipedia tentang berpikir kritis. Di situs ini, aku menemukan artikel "Critical thinking".Berpikir kritis tidak hanya bicara tentang kemampuan logika, namun juga kemampuan untuk melihat kejelasan sebab musabab, kredibilitas, akurasi/presisi, relevansi, fokus, proporsionalitas, dan juga kedalaman pengetahuan. Jadi, tanpa keinginan mencari tahu lebih dalam, kita tidak bisa berpikir kritis - melainkan cuma mengada-ada.
Di sini, Meyland SH kembali mengajak kita berpikir kritis dengan benar atas suatu isu sosial. Ingat, berpikir kritis hanya bisa dilakukan yaitu disertai dengan pengetahuan cukup. Topiknya tentang Prita Mulyasari.
Di kasus Prita, kita sering mendengar opini publik yang menyerang kalangan tertentu. Namun dengan mencoba menggali pengetahuan lebih mendalam, kita bisa mendapat kesempatan membangun opini yang konstruktif tentang aparat negara. Baik untuk kita, juga bagi mereka.
Guys, jangan sekali-kali untuk percaya bahwa bangsa Indonesia adalah kaum "malang-nian", yang kerjanya tertindas dan terbelakang saja. Kalaupun kita pernah begitu, itu hanya karena waktu itu bangsa kita dipimpin oleh kelompok otoriter yang tidak suka dengan pendidikan.
Sudah waktunya kita bisa berpikir positif dengan negara ini, "right or wrong, my country." Dengan berpikir kritis, dilandasi dengan pengetahuan cukup, pasti kita jadi generasi yang tahu caranya saling percaya satu sama lain.
Yuk, kita baca artikel Meyland?
Perlu dibaca juga artikel menarik tentang hukum di Cantik Selamanya:
- Hak Polisi dan Penembakan Teroris
- Mengenal Hukum: "Tahu" Itu Wajib
- Diminta Mengundurkan Diri Karena Pailit, Mau? [Hukum]
- Nikah Beda Agama, Resikonya Apa, Ya?
- Ada Apa Dengan DPT? (Menjadi Manusia Utuh)
- (Dituntut Karena Menghina Lewat SMS... Bisa, Gak?
- Hak Karyawan Bila Dipecat Karena Perusahaan Pailit
- Your part is to learn. And, gabung di halaman facebook "Cantik Selamanya", yiuk yak yiuk? ;)