Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!
Kita yang tinggal di Indonesia, sepanjang akhir pekan minggu lalu [08-09 Agustus '09] pasti melihat kalau acara televisi dipenuhi dengan liputan penyergapan polisi terhadap teroris di Temanggung. Tidak hanya ditembaki, rumah tempat si teroris bersembunyi juga dibom oleh Densus 88 kita.
Yang menarik dari seluruh tayangan ini tentu selain dari obyek penembakan, namun juga semua daya upaya polisi. Drama yang sangat kolosal. Dan sampai tulisan ini diturunkan, orang masih menunggu pernyataan polisi tentang kepastian siapa yang sebetulnya mereka tangkap di Temanggung tersebut. Menurut Google, memasuki bulan Agustus 2009 ini, masyarakat kita pun tertarik dengan foto teroris [lihat screenshot Google Trends di bawah]. Memang, semua jaringan teroris harus diberantas dengan segala upaya. Apalagi teroris sekelas Noordin M Top.
Nah, dari semua tayangan ini, Meyland S.H. punya catatan sendiri yang juga berguna bagi kita semua untuk dipelajari: kapan seorang polisi dibenarkan untuk membunuh orang lain? Bukankah membunuh adalah perbuatan melanggar hukum?
Mungkin bagi kita pertanyaan tersebut terkesan remeh. Namun dari tulisannya ini, Meyland memberikan satu ide kepada kita, yaitu bahwa batas dari kebebasan kita adalah besarnya tanggungjawab yang bisa diberikan.
Kalau kita saling menghargai tanggungjawab, tentu semua jadi lebih teratur bukan? Ayo, langsung saja kita simak tulisan Meyland S.H. di kolom legal [khas Cantik Selamanya, terbit baru tiap Senin] berikut ini:
Jadi, sekarang jelas dong, bahwa batas kebebasan kita adalah tanggungjawab kita?
Perlu dibaca juga:
- Mengenal Hukum: "Tahu" Itu Wajib
- Diminta Mengundurkan Diri Karena Pailit, Mau? [Hukum]
- Nikah Beda Agama, Resikonya Apa, Ya?
- Ada Apa Dengan DPT? (Menjadi Manusia Utuh)
- (Dituntut Karena Menghina Lewat SMS... Bisa, Gak?
- Hak Karyawan Bila Dipecat Karena Perusahaan Pailit
- The limit of your freedom is your responsibility. And, gabung di halaman facebook "Cantik Selamanya", yiuk yak yiuk? ;)