Skip to main content

Video Baru di YouTube channel-nya Cantik Selamanya #newvideoalert

Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care! 

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris

Good Quality and Original Article - Dian Manginta - Cantik Selamanya


Mulai hari ini, setiap hari Rabu, di Cantik Selamanya ada cerita bersambung karangan Renthyna. Yes, it's a fiction. Semua serinya akan masuk di tag "fiction".

Hope you'll enjoy it! :)


Sinopsis:

Nita, seorang karyawan yang bermimpi punya harapan yang indah di masa depan. Semangat empat limanya dipakai untuk menggempur semua tugas-tugas yang diberikan atasan karena berprinsip teguh untuk selalu memberikan hasil terbaik untuk sang pimpinan.

Menurut ukurannya, apa yang diinginkannya tidaklah muluk-muluk, bahkan dia juga ikhlas dengan jumlah Rupiah yang diterima dari hasil jerih payahnya di kantor.

Nita punya mimpi dan berharap setiap hari. Dalam pengejaran akan mimpi-mimpinya, dia juga harus menghadapi kenyataan bahwa mimpinya tidak dapat diraih semudah ia membalikkan telapak tangannya.




Nita Si Sekretaris



Matanya memang menatap tajam ke arah gambar-gambar komik yang ditaruh di atas meja sambil kedua tangannya memegangi lembar kiri-kanan komik tersebut. Kepalanya sedikit tertunduk seolah-olah dia bersungguh-sungguh sedang membaca, padahal kalau bisa dia ingin melamun saja memandang ke arah taman di luar jendela. Tapi karena takut ditegur petugas perpustakaan, ia memang berpura-pura meminjam komik untuk dibaca-bacanya.

Mengapa? Karena jam makan siang begini sebetulnya Nita cuma mau membuang emosi kemarahannya saja di tempat kerja. Terutama gara-gara peristiwa jam sepuluhan tadi pagi. Pikirnya, dari pada dia ngumpet di dalam toilet, lebih baik dia lari ke perpustakaan ini. Lagian, dia juga sudah capek dengan pertanyaan simpati teman-temannya mengenai persoalan ini tapi ujung-ujungnya pasti seluruh divisi mendapatkan topik seru lagi dalam drama babak lanjutan yang dialaminya bersama si sangar Vero.

Sambil mencoba mengatur napas buat menenangkan emosinya, sekilas dari sudut mata Nita melihat ada orang yang berdiri dekat mejanya. Sekilas pula ia teringat akan tampang galak Vero senior di divisinya.

Kurang ajar! Umpatnya. Kalau diamat-amati, nampak juga bahwa wajahnya yang mengarah ke komik itu masih menahan amarah.

"Hei, kamu ini kalo kerja bagaimana sih? Saya sudah bilang berulang-ulang bagian yang ini harus kamu kalikan dulu sepuluh persen. Mata kamu liat ga sih kalo angka-angkanya jadi kelihatan beda!" Begitulah tadi cara Vero bicara padanya dengan suara yang menggelegar.

Ellen, Darman, dan Asti , yang duduk satu cubicle dengannya, semuanya menengok ke arahnya. Seperti pesakitan yang sedang diinterogasi, Nita duduk kaku di kursinya. Sementara Vero yang modis tapi sangar itu berdiri disampingnya sambil mengacung-acungkan jarinya. Si Usep yang baru menaruh air ke ruangan Pak Walker saja ikut-ikutan mengangkat kepala clingak-clinguk ke arahnya.

Nita malu setengah mati. Dia yakin saat itu wajahnya memerah, dan dia juga yakin bahwa setelah melihat wajahnya yang memerah itu, Vero semakin terbakar amarahnya. Makanya, setelah Nita menatap matanya – dengan pandangan takut, panik, grogi, malu, dan sebagainya semua campur aduk – mata Vero malah jadi mendelik.

"Nih!" ucapnya lagi dengan suara keras sambil membanting tumpukan kertas yang dibawanya yang tadi ditunjuk-tunjuk angka yang salahnya itu. "Cari sendiri salahnnya di mana!"

Sambil ngeloyor pergi, dia masih juga ngomel dengan volume suara yang tidak dikecilkan sedikitpun. "Saya capek ngejelasin sama kamu. Kalo ada Tasya disini, semua kerjaan pasti beres. Gue ga perlu kerja dua kali gara-gara beginian!"

Gara-gara volume suaranya yang ampun luar biasa, Bu Marsya – bossnya Nita – sampai-sampai keluar dari ruangannya. Dia cepat-cepat menyergah langkah Vero.

"Ada apa sih, say?" tanya Bu Marsya sambil memegang pundak Vero. "Ayo sini-sini masuk." Dia menggiring Vero masuk kedalam ruangannya. "Dah ngopi belum lu? Gue bilang Usep bikinin ya?" Itu suara Bu Marsya yang terakhir bisa terdengar karena kemudian beliau menutup pintu mengajak Vero bicara secara tertutup.

Duh, hati Nita jadi tambah tidak enak. "Udah deh, habis deh gue...", keluhnya dalam hati. Badannya terasa menjadi dingin, terlebih saat melihat Vero bicara dengan bossnya itu. "Mudah-mudahan Bu Marsya ga terima bulat-bulat omongan tuh Mak Lampir," kata Nita berharap dalam hati.

Sebab, yang bikin Nita semakin tidak enak hati adalah melihat adegan gerakan-gerakan mereka berdua. Kelihatan Bu Marsya kembali duduk ke kursinya yang menghadap komputer dengan serius mengamati Vero yang kelihatan sedang bersemangat meluapkan emosi yang nampak jelas dari ekspresi wajahnya, tangannyapun sambil digerak-gerakannya entah sambil ngomong apa. Sepertinya volume suaranya masih keras, walaupun tidak jelas terdengar.

Tapi, tiba-tiba Vero menoleh ke arah jendela dan bertemu pandang dengan Nita! Kebetulan Nita saat itu sedang memandangi mereka dari kursinya yang terletak di depan ruangan Bu Marsya. Oh... Nita kaget. Sesaat wajah Vero tampak lebih masam lagi. Belum sempat Nita menggeret kursinya kembali menjauhi jendela ruangan Bu Marsya, Vero malah tiba-tiba berjalan menuju jendela sambil berjalan menatap Nita dengan tajam. Nita jadi grogi. Dia sempat berpikir, jangan-jangan Vero mau teriak-teriak lagi ke arahnya dari balik jendela ruangannya Bu Marsya.

Tapi itu pemandangan sementara saja, karena sesudah itu tidak tahu lagi apa yang terjadi karena ternyata Vero berjalan untuk menutup blind curtain di jendela tersebut.

Nita jadi berprasangka buruk. Jadi, ia cepat-cepat merapihkan angka yang ngawur tadi. Setelah file yang disimpannya di komputer dibukanya, ia tahu angka mana yang dimaksudkan Vero tidak betul. Hanya sekedip saja Nita langsung mengarah ke kolom yang dimaksud. Formulanya dia tambahkan, dan... angka total keseluruhan di bawahnyapun seketika itu juga berubah.

Nita, Si Sekretaris di CANTIK SELAMANYABenar-benar persoalan sepele. Apalagi tadi nama Tasya dibawa-bawa, Nita tidak habis pikir dengan keegoisan Vero. Padahal semalam Nita pulang hampir jam satu pagi karena membantu proyeknya Bu Marsya. Bayangkan saja, sampai jam setengah delapan malam Vero masih mengganggu Nita dengan minta tolong print laporannya yang halaman tujuh sampai delapan. Habis itu, Vero juga masih minta tolong Nita untuk mengirimkan e-mail laporan summary cabang Kalimantan. Logikanya sih, Vero harusnya berterima kasih banyak pada Nita. Karena, Vero bukanlah boss Nita, jadi sudah seyogyanya Vero memandang pekerjaan yang dilakukan Nita untuknya adalah berupa bantuan. Bukan tanggung jawab utama. Lagi pula, ditinjau dari level jabatannya, di perusahaan ini, posisi Senior Manager belum mendapatkan privilege bantuan pekerjaan sekretaris.

Sangat mengherankan bahwa Erna yang adalah staf langsung di bawah hirarkinya Vero malah pulang sekitar jam setengah enam kemarin. Bahkan kemarin sekitar jam lima lewat, Nita bertemu Dadi yang juga staf di bawahnya Vero juga sudah ada di depan lift lengkap dengan segala barang-barang perlengkapannya. Katanya dia buru-buru karena mau ikutan final futsal di klubnya. Sewaktu berjalan menuju toilet, Edward dan Yanti terlihat sedang ngobrol-ngobrol sambil tertawa cekikikan di ruangannya Pak Haris.


Bersambung...


Updated - Baca juga: "Pembacaan Cerber "Nita si Sekretaris" di Radio Cempaka Asri FM!"


Popular posts from this blog

Selimut Hati (by Dewa 19)

Suka Dewa 19 ? Aku suka lagu-lagunya. No offence but aku gak suka kasarnya Ahmad Dani . Siapa, sih , yang suka..? He he he.. Tapi, aku suka lagu-lagunya. Well, don ' t judge the book by its cover , right ? Aku juga suka suaranya Once . Nice voice . Salah satu lagu yang aku suka adalah Selimut Hati . " Aku.. kan menjadi malam-malammu.. kan menjadi mimpi-mimpimu.." Very nice . Lagunya bikin ngelamun . Lembut dan meyakinkan. Meyakinkan, bahwa yang menyanyikan lagu ini bener-bener ngerti perasaan kekasih hatinya. So sweet ... Dia bener-bener pengen menyenangkan hati kekasihnya, waktu bilang , " Aku bisa untuk menjadi apa yang kau minta .." Tapi dia juga minta pengertian bahwa dia gak bisa seperti kekasih lama yang mungkin masih terkenang-kenang... Ah ... so dearly ... Wouldn't it be nice kalau ada orang yang berlaku begitu untuk kita? Dengan lembut mengungkapkan rasa sayangnya tanpa terdengar menjadi murahan... Tanpa menjadi gombal .. kain bekas buat lap l

Waktunya Berasuransi? [Bagian I]

"Sedia Payung Sebelum Hujan, Sedia Asuransi Sebelum Bencana" [Dian Manginta, tentang HARAPAN AKAN MASA DEPAN] "Belum lepas dari masalah itu, suaminya, tahun lalu kena stroke dan berlanjut pada timbulnya gejala parkinson. Dari bulan September hingga saat ini, setiap bulan dia harus membelanjakan uangnya untuk membeli obat sebesar 20 juta per bulan, di luar biaya rumah sakit. Beruntung suaminya memiliki asuransi dan penggantian pengobatan yang cukup memadai sehingga tidak perlu jatuh bangkrut karenanya. Adik saya yang lain setiap tahun harus mengeluarkan biaya sekitar 200 juta pertahun untuk 4 kali perawatan rumah sakit dengan rata-rata lama perawatan sekitar 10 hari..." Begitulah petikan seorang saudara kita, sebut saja namanya Lekir, di suatu milist . Ia menuturkan tentang pengalaman keluarganya menghadapi "bencana kesehatan". Ratusan juta biaya tiba-tiba harus dikerahkan, karena bencana tersebut datang tanpa diundang. Untung, ada asuransi yang memberikan

Video Baru di YouTube channel-nya Cantik Selamanya #newvideoalert

Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!