Skip to main content

Video Baru di YouTube channel-nya Cantik Selamanya #newvideoalert

Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care! 

Cinta Indonesia: Right Or Wrong, My Country!

Good Quality and Original Article - Dian Manginta - Cantik Selamanya



"Right or wrong, Indonesia is my country."
Di sini, aku akan mengatakannya mengapa demikian.



Klik Di sini untuk melihat mengunduh file PDF-nyaMenjelang peringatan Hari Proklamasi negeri tercinta kita, Indonesia, pada tanggal 17 Agustus mendatang, rasanya gak salah apabila topik romance [yang biasanya aku bawain tiap Kamis] kali ini kita isi dengan bahasan mengenai romansa cinta tanah air.

Di tengah suasana tegang karena proses pemilu yang panjang, ditambah kasus terorisme yang mengguncang, Indonesia sekarang kembali menyambut bertambahnya usia kenegaraannya. Enam puluh empat tahun sudah sejak proklamasi pertama kali dikumandangkan oleh tokoh muda pada waktu itu, Ir. Soekarno dan Drs. M. Hatta.

Sejak kemerdekaannya, Negara Republik Indonesia telah melalui banyak proses keras yang memang sering dihadapi oleh siapa saja yang ingin berubah. Karena menurut psikologi, perubahan itu menyakitkan.

Jangan Takut Berubah

Bayangkanlah betapa beratnya berubah itu! Dan bangsa Indonesia, telah memutuskan untuk berubah, dari negara yang dikuasai oleh bangsa asing, menjadi negara yang berdaulat. Itu bukan perubahan yang mudah.

Bukan saja banyak orang telah mati karena perjuangan itu, tetapi mental yang terbentuk akibat ratusan tahun terjajah pun mengalami proses perubahan yang gak sederhana. Belum lagi ciri khas bangsa kita yang beragam suku bangsa dan keyakinannya, yang membentuk kepribadian bangsa yang unik. Very complicated, therefore it is really not easy to be Indonesia.

Dulu, sebelum bangsa asing datang ke negeri ini, bangsa kita menikmati kehidupan yang sangat tergantung dari alam. Tentu saja, itu karena alam negeri kita yang ramah sehingga bisa digantungi. Semua orang menikmati hasil ladangnya, hasil sawahnya, hasil lautnya... Sampai kemudian orang asing datang dan kemudian bertingkah seolah merekalah tuan dan mengambil hasil bumi yang pemiliknya sendiri gak ngerti apa gunanya. Karena memang khasiatnya seolah tidak diperlukan bagi penduduk di negeri yang begitu baik iklamnya ini.

Aku membayangkan seorang anak yang berkembang wajar dari hasil alam, lalu tiba-tiba harus berubah tanpa orang tua yang melindungi. Anak itu pasti bingung. Gamang. Mungkin marah. Pasti gelisah. Itulah Indonesia waktu itu.

Sementara bangsa ini menjalankan proses kehidupannya, badai datang silih berganti. Belum cukup waktu untuk menikmati jadi bangsa yang merdeka, untuk mengerti apa artinya merdeka, tiba-tiba harus diguncangkan oleh peristiwa G30S PKI, juga pemberontakan-pemberontakan lain. Apa boleh buat, negara kita ini besar, wilayahnya merupakan kepulauan yang terbesar di dunia. Semakin banyak orang dalam suatu komunitas, maka persoalan yang harus dihadapi pun menjadi kompleks.

Kita Harus Mau Selalu Berubah

Aku coba untuk mengingat, sejak 64 tahun lalu, kapan Bangsa Indonesia punya waktu untuk menarik kesimpulan dari apa yang sudah dilaluinya dalam perjalanannya sebagai negara yang merdeka. Merenung, mengambil kesimpulan dari kepribadian bangsa yang terbentuk akibat keragaman budaya yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Rasanya, memang belum sempat.

Ketika menjadi negara merdeka, bangsa ini mulai bebenah diri. Namun, begitu banyak yang harus dibenahi. Mulai dari organisasi pemerintahan, sampai bagaimana menempatkan diri di antara beragam suku bangsa di negeri ini. Gak gampang.

Kemudian tiba-tiba bangsa ini memasuki masa Orba yang, meskipun dinilai tidak memberikan kemakmuran yang merata, tetapi setidak-tidaknya nilai rupiah pada saat itu cukup bagus. Tapi... ada harganya: kita gak bisa ngomong.

Waktu itu, semua diatur. Gerak kehidupan kita selalu diawasi dan dibatasi. Kita jadi terbiasa untuk tidak mempercayai sesama orang Indonesia. "Jangan-jangan intel." Begitu ketakutan kita senantiasa. Mengeluarkan pendapat yang mengkritik pemerintah pasti akan mengakibatkan masalah.

Akibatnya, semua orang mengelak dari sikap kritis. Sebagian karena merasa sungkan, sebagian lagi memang takut. Either way, it's no good. Kita jadi cemen.
    Tidak perlu sungkan untuk menyatakan pendapat, karena tiap orang harus belajar dari tiap orang lain di sekitarnya. Dan tentu saja, kita seharusnya tidak perlu takut untuk berpendapat karena Indonesia adalah negara yang merdeka. Gak lagi takut dijahati oleh penjajah yang takut kita jadi pinter karena bisa belajar satu sama lain.
Nevertheless, itulah proses yang bangsa ini harus alami. Sampai sekarang, prosesnya membawa kita kepada apa yang kita alami sampai sekarang. Jadilah kita sebagai bangsa sebagaimana kita adanya. Apakah kita bangga? Bersyukurkah kita?

Berubah, Karena Selalu Belajar Untuk Saling Memperkaya

Mungkin, bila membandingkan diri dengan negara tetangga yang notabene alamnya tak sekaya Indonesia, rasanya tubuh kita mengecil. Tanda-tanda minder. Belum lagi kebiasaan untuk bungkam sehingga ketika ada yang bicara, kita pun jadi curiga. Itulah apa adanya kita.

Tentu kita akan kesulitan menemukan begitu banyak kekurangan Indonesia dibanding negara lain. Tetapi, in spite of semua kekurangan itu, masih bisakah kita tetap menyayangi negeri ini, dan bangga menjadi orang Indonesia?

Sebab bagaimanapun juga, baik buruknya bangsa ini, Indonesia adalah bangsa kita. Anda dan saya adalah Bangsa Indonesia. Anda tak mau saya katakan buruk bukan? Kalaupun Anda buruk, bukankah lebih terhormat bila saya berusaha mengisi keburukan Anda daripada sekedar mencemooh Anda?

Kita adalah saudara sebangsa, setanah air, Indonesia. Dan seperti sebuah keluarga dengan banyak anak, ada anak nakal, ada anak manis, tetap saja keluarga yang bisa saling melengkapi.

Kita tentu akan membela saudara kita. Melindunginya. Kita tidak akan rela ada orang yang menganiaya saudara sendiri. Menyakiti saudara kita, sama saja dengan menyakiti kita. Karena memang begitulah cinta.

Do we love our nation? Atau seharusnya saya bertanya, "Do we need each other?"

Dian Manginta - Cantik Selamanya


Perlu dibaca juga:





Yuk, gabung?

Popular posts from this blog

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris

Mulai hari ini, setiap hari Rabu, di Cantik Selamanya ada cerita bersambung karangan Renthyna. Yes , it ' s a fiction . Semua serinya akan masuk di tag " fiction ". Hope you'll enjoy it ! :) Sinopsis: Nita, seorang karyawan yang bermimpi punya harapan yang indah di masa depan. Semangat empat limanya dipakai untuk menggempur semua tugas-tugas yang diberikan atasan karena berprinsip teguh untuk selalu memberikan hasil terbaik untuk sang pimpinan. Menurut ukurannya, apa yang diinginkannya tidaklah muluk-muluk, bahkan dia juga ikhlas dengan jumlah Rupiah yang diterima dari hasil jerih payahnya di kantor. Nita punya mimpi dan berharap setiap hari. Dalam pengejaran akan mimpi-mimpinya, dia juga harus menghadapi kenyataan bahwa mimpinya tidak dapat diraih semudah ia membalikkan telapak tangannya. Nita Si Sekretaris Matanya memang menatap tajam ke arah gambar-gambar komik yang ditaruh di atas meja sambil kedua tangannya memegangi lembar kiri-kanan komik tersebut. Kepalanya se...

Selimut Hati (by Dewa 19)

Suka Dewa 19 ? Aku suka lagu-lagunya. No offence but aku gak suka kasarnya Ahmad Dani . Siapa, sih , yang suka..? He he he.. Tapi, aku suka lagu-lagunya. Well, don ' t judge the book by its cover , right ? Aku juga suka suaranya Once . Nice voice . Salah satu lagu yang aku suka adalah Selimut Hati . " Aku.. kan menjadi malam-malammu.. kan menjadi mimpi-mimpimu.." Very nice . Lagunya bikin ngelamun . Lembut dan meyakinkan. Meyakinkan, bahwa yang menyanyikan lagu ini bener-bener ngerti perasaan kekasih hatinya. So sweet ... Dia bener-bener pengen menyenangkan hati kekasihnya, waktu bilang , " Aku bisa untuk menjadi apa yang kau minta .." Tapi dia juga minta pengertian bahwa dia gak bisa seperti kekasih lama yang mungkin masih terkenang-kenang... Ah ... so dearly ... Wouldn't it be nice kalau ada orang yang berlaku begitu untuk kita? Dengan lembut mengungkapkan rasa sayangnya tanpa terdengar menjadi murahan... Tanpa menjadi gombal .. kain bekas buat lap l...

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris (2)

Cerita sebelumnya : Nita, seorang sekretaris, hidup dengan optimis namun tidak neko-neko. Namun, keoptimisannya kerap diuji, apalagi dia "hanya" seorang... Nita Si Sekretaris Nita tidak bisa mengerti, kenapa semua pekerjaan Vero tersebut harus dikerjakannya. Ditambah lagi Vero malah marah-marah tidak karuan gara-gara Nita tidak menambah sepuluh persen pada kolom perkiraan tadi. “Sumpah, gue ga' tahu itu harus dikalikan berapa.” Cerita Nita pada Ellen. “Tapi elu tuh harusnya banyak bertanya dong, Nit. Lu harus lebih berinisiatif bertanya ke Vero kalau ada urusan kerjaan sama dia.” Ucap Ellen menguliahi. Saat itu Nita tidak berharap Ellen malah menasehatinya karena Ellen 'kan juga sama seperti dia yang adalah seorang sekretaris juga. Dia justru ingin seorang kolega bisa memberi kata-kata hiburan ataupun pemberi semangat pada saat-saat tidak menyenangkan seperti ini. Dan, walaupun bosnya adalah Pak Walker yang sudah tua tapi ramah, namun dalam logika Nita, Ellen sepantas...