Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!
Haiiii... apa kabar kamu… Senyum, dooong… 😊
Kali ini aku mau bikin review makanan. Aku baru makan sesuatu yang bikin aku kepikiran! Haha..
Jadi, hari Sabtu yang lalu, adikku datang bertandang bersama istrinya. Jauh-jauh dari BSD ke Pondok Kelapa, mumpung dekat dengan Galaxi di Bekasi, sang istri memesan martabak melalui layanan ojol. Martabak Mertua, namanya. Dia pesan dua, martabak manis berwarna hitam dengan lumuran coklat yang meleleh sedap. Manisnya gak bikin sakit gigi, jadi aku suka. Suka banget. Modelnya seperti martabak konservatif yang berlapis itu. Kalau martabak kekinian 'kan cuma satu lapis. Jadi, aku lebih suka lagi karena lapisannya itu gak bikin mulut jadi berantakan oleh toping.
Satu lagi, dia juga pesan martabak telor. Aku suka juga martabak telor. Tetapi yang dia pesan ini beda, martabak telor pedas level 3 (tiga). Namanya Martabak Sambal.
Iparku memang suka pedas. Dan kalau datang dari jauh begitu dia sempatkan untuk membeli makanan kesukaannya, mestinya ini istimewa. Iya, 'kan? Aku cobain, dong..
Tapi, karena sudah diwanti-wanti bahwa pedesnya gak hilang dengan air minum, maka aku makan dengan nasi. Anggap aja lauk. Ternyata malah gak terasa pedas. Cuma… jujur aja, rasa cabainya gak enak. Kayak pahit, gitu. Pedas pahit.
Aku rasa ini salah cabenya. Aku lihat banyak cabai yang berwarna oranye. Cabai rawit oranye itu seingatku memang gak enak rasanya. Beda dengan cabe rawit hijau yang pedasnya bikin nagih.
Walhasil aku gak lanjut makan martabak pedasnya itu. Dari pada gak dimakan, kami minta iparku bawa pulang saja martabaknya itu. Sayang, 'kan kalau dibuang? Lagi pula dia tetap keukeuh bilang enak. Mungkin pecinta makanan super pedas akan setuju. Aku sih kurang, ya..
Kalau martabak manisnya, sih, gak masalah. Enak. Seperti yang aku katakana tadi, manisnya gak bikin sakit gigi. Manis, tapi gak bikin ngilu.
Nah, kalau kamu suka martabak pedas, mungkin kamu bisa pesan Martabak Mertua. Iparku suka, mungkin kamu juga...
Have a nice day!
Kali ini aku mau bikin review makanan. Aku baru makan sesuatu yang bikin aku kepikiran! Haha..
Jadi, hari Sabtu yang lalu, adikku datang bertandang bersama istrinya. Jauh-jauh dari BSD ke Pondok Kelapa, mumpung dekat dengan Galaxi di Bekasi, sang istri memesan martabak melalui layanan ojol. Martabak Mertua, namanya. Dia pesan dua, martabak manis berwarna hitam dengan lumuran coklat yang meleleh sedap. Manisnya gak bikin sakit gigi, jadi aku suka. Suka banget. Modelnya seperti martabak konservatif yang berlapis itu. Kalau martabak kekinian 'kan cuma satu lapis. Jadi, aku lebih suka lagi karena lapisannya itu gak bikin mulut jadi berantakan oleh toping.
Satu lagi, dia juga pesan martabak telor. Aku suka juga martabak telor. Tetapi yang dia pesan ini beda, martabak telor pedas level 3 (tiga). Namanya Martabak Sambal.
Iparku memang suka pedas. Dan kalau datang dari jauh begitu dia sempatkan untuk membeli makanan kesukaannya, mestinya ini istimewa. Iya, 'kan? Aku cobain, dong..
Tapi, karena sudah diwanti-wanti bahwa pedesnya gak hilang dengan air minum, maka aku makan dengan nasi. Anggap aja lauk. Ternyata malah gak terasa pedas. Cuma… jujur aja, rasa cabainya gak enak. Kayak pahit, gitu. Pedas pahit.
Aku rasa ini salah cabenya. Aku lihat banyak cabai yang berwarna oranye. Cabai rawit oranye itu seingatku memang gak enak rasanya. Beda dengan cabe rawit hijau yang pedasnya bikin nagih.
Walhasil aku gak lanjut makan martabak pedasnya itu. Dari pada gak dimakan, kami minta iparku bawa pulang saja martabaknya itu. Sayang, 'kan kalau dibuang? Lagi pula dia tetap keukeuh bilang enak. Mungkin pecinta makanan super pedas akan setuju. Aku sih kurang, ya..
Kalau martabak manisnya, sih, gak masalah. Enak. Seperti yang aku katakana tadi, manisnya gak bikin sakit gigi. Manis, tapi gak bikin ngilu.
Nah, kalau kamu suka martabak pedas, mungkin kamu bisa pesan Martabak Mertua. Iparku suka, mungkin kamu juga...
Have a nice day!