Skip to main content

Video Baru di YouTube channel-nya Cantik Selamanya #newvideoalert

Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care! 

PeDe

Sudah lama aku merasa kita, orang Indonesia, kurang PeDe.

Sejak aku bekerja di perusahaan multi-national yang besar, aku bertemu dengan banyak karakter manusia dari berbagai bangsa. Bule, hitam, coklat... Aku menemukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang paling gak PeDe di antara semua bangsa yang pernah aku temui di kantorku itu.

Mau itu laki-laki atau pun perempuan, pasti kalah PeDe dengan orang bule. Yang laki-laki, sih, lumayan. Dalam beberapa waktu aku melihat mereka bisa segera menguasai diri dan menjadi lebih PeDe. Tetapi yang perempuan, butuh waktu lebih banyak.

Bukan saja orang Indonesia gak fight for what they believe, alias pasrah sempurna, mereka juga gak keliatan santai ketika melakukan presentasi pekerjaannya.

Dulu aku termasuk grup yang gak PeDe itu. Cuma aja, aku cukup "gila" untuk fight. Aku gak rela keliatan lebih bodoh dari bangsa lain. I am Indonesian, and I am proud of it.

Aku belajar, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi gak PeDe. Agaknya, setelah berhasil dalam pekerjaan, barulah teman-temanku menjadi lebih percaya diri.

Aku melihat, banyaknya pertemuan dengan customer juga mempengaruhi tingkat kepercayaan diri teman-temanku. Semakin sering mereka berinteraksi dengan customer, baik dalam memberikan jasanya, maupun dalam melakukan presentasi, maka kepercayaan diri mereka semakin baik. Kesuksesan melayani client, membuat teman-temanku lebih cepat menumbuhkan rasa percaya dirinya.

Gak semua, loh, yang keliatan banget gak PeDe-nya. Tapi banyak. Sementara orang-orang asing, walaupun usianya (jauh) lebih muda, the way they bring up themselves sudah keliatan PeDe banget.

Padahal soal pinter, orang Indonesia pinter-pinter, loh! Gak kalah dengan yang bule. Malah kata kawanku, seringkali orang bule itu yang kalah pinter dengan orang Indonesia. Pernah dong, denger soal pinternya otak orang Indonesia?

Orang yang percaya diri itu keliatan meyakinkan, bahkan mengagumkan. Orang lebih mudah mempercayai orang yang percaya diri. Lha, kalau kita gak percaya diri, gimana orang lain bisa percaya sama kita, 'kan?

Ada lagi hal lain yang aku pelajari dari kepercayaan diri ini, yaitu, bahwa PeDe bukan saja diperlukan di dalam pekerjaan, tetapi juga punya keterkaitan dalam segala aspek kehidupan.

Dari Keluarga, Jadi PeDe
Lihat catatannya di wall Cantik SelamanyaKata ahli pskologi, orang yang dekat dengan ayahnya sejak kecil akan cenderung lebih percaya diri dari mereka yang gak dekat dengan ayahnya. Mmm... jadi peran ayah penting juga, ya? Kalau begitu, bangsa yang besar itu karena Bapak-bapaknya di rumah deket sama anak-anaknya dong...

Harusnya ada Hari Bapak, dong!

Aku ingat di antara teman-teman seangkatanku, maksudnya tumbuh berkembang di kisaran tahun yang sama, memang jarang dari kami yang dekat dengan ayahnya. Menurut Andry, itu karena para bapak pada masa itu memang "menganut" paham ayah harus galak. Sangar. Ditakuti oleh anak-anaknya.

Padahal, paham yang ngajarin seorang bapak itu harus sangar jelas salah. Tetapi aku juga melihat ayah masa kini lebih ramah terhadap anak-anak mereka. That's very good. Gak heran kalau anak-anak itu nantinya akan jadi manusia yang punya kepercayaan diri, lebih baik dari manusia dewasa di angkatan sekarang ini. Anak-anak sekarang akan jadi lebih PeDe dibanding mereka yang aku lihat di kantorku dulu.

Tapi gak ada kata terlambat untuk memperbaiki rasa percaya diri yang tergores itu. Karena kita sudah terlanjur hidup lama, pastilah faktor yang merusak kepercayaan diri itu sudah tumbuh berbelit jadi seperti benang kusut. Rumit. Menurut aku, just move on. Get a courage to take yourself to a journey where you will fix your confidence. Mulai dengan niatan yang baik untuk memberikan yang terbaik out of yourself.

Pada beberapa orang, mungkin masalah keenggak PeDe-annya gak parah sehingga akan lebih cepat sembuh dan bisa segera meraih rasa percaya diri yang kuat. Tetapi pada beberapa orang lain, mungkin lukanya cukup parah sehingga perlu waktu lama untuk memperbaikinya. Gak masalah. Yang penting don't give up on yourself.

Dukungan orang di sekitar kita akan membantu percepatan proses membangun kepercayaan diri itu. Jujurlah dan mintalah dukungan mereka. Kita semua ingin bahagia, kalau kita berhasil (dalam hal apapun) pasti kita akan bahagia. Orang-orang yang sayang kita pun akan bahagia.

Kalau gak ada siapa-siapa yang bisa mendukung kita, ada Tuhan. Kita orang Indonesia adalah bangsa yang percaya pada keberadaan Tuhan, jadi jangan berpaling dari-Nya. Percayalah bahwa Tuhan akan menolong asal kita mau berusaha.

Orang yang PeDe, punya perasaan aman dalam dirinya yang lebih kuat daripada mereka yang kurang percaya diri. Orang yang kurang percaya diri, biasanya tertekan, baik disadari ataupun gak disadari. Karena ada perasaan tidak nyaman yang ingin meledak dari dalam hati. Outcome-nya bisa suara yang bergetar karena deg-degan. Atau emosi yang meletup-letup ketika sedang mengungkapkan idenya.

Orang yang PeDe abis akan lebih elegant dari mereka yang kurang percaya diri. Enak dilihat.

Aku membayangkan, apabila semua orang Indonesia punya kepercayaan diri yang tinggi. Gak takut sama orang lain. Gak takut salah. Mengingat dasar kepribadian orang Indonesia yang sebenernya ramah tamah, suka tersenyum, ringan tangan... We're known as a smiling society.

Kalau kita PeDe, bangsa kita akan jadi bangsa yang paling mengagumkan di dunia. Kita bisa saling mempercayai karena kita tahu, sesama orang Indonesia bisa dipercaya. When you have confidence on yourselves, you know how to have confidence on others.

Kita bukan lagi jadi bangsa yang "cuma" sanggup menggerutu, ngomong-ngomong soal keluhannya di dapur tanpa berani mengungkapkannya out loud. Atau kalau pun berani mengungkapkan keluhannya, gak sanggup menawarkan solusi. Tapi, kalau kita semua PeDe, kita jadi bangsa yang berani melangkah dengan kepercayaan diri because we know, it is alright.

Yang pasti, di mana ada kemauan, pasti ada jalan.


Mari pikirkan, gimana caranya membuat Indonesia lebih PeDe



  • Let's Learn More! What do I find about self-confidence (on its context in Indonesia), di wall blog di halaman facebook "Cantik Selamanya"...?
Yuk, gabung?

Popular posts from this blog

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris

Mulai hari ini, setiap hari Rabu, di Cantik Selamanya ada cerita bersambung karangan Renthyna. Yes , it ' s a fiction . Semua serinya akan masuk di tag " fiction ". Hope you'll enjoy it ! :) Sinopsis: Nita, seorang karyawan yang bermimpi punya harapan yang indah di masa depan. Semangat empat limanya dipakai untuk menggempur semua tugas-tugas yang diberikan atasan karena berprinsip teguh untuk selalu memberikan hasil terbaik untuk sang pimpinan. Menurut ukurannya, apa yang diinginkannya tidaklah muluk-muluk, bahkan dia juga ikhlas dengan jumlah Rupiah yang diterima dari hasil jerih payahnya di kantor. Nita punya mimpi dan berharap setiap hari. Dalam pengejaran akan mimpi-mimpinya, dia juga harus menghadapi kenyataan bahwa mimpinya tidak dapat diraih semudah ia membalikkan telapak tangannya. Nita Si Sekretaris Matanya memang menatap tajam ke arah gambar-gambar komik yang ditaruh di atas meja sambil kedua tangannya memegangi lembar kiri-kanan komik tersebut. Kepalanya se

Selimut Hati (by Dewa 19)

Suka Dewa 19 ? Aku suka lagu-lagunya. No offence but aku gak suka kasarnya Ahmad Dani . Siapa, sih , yang suka..? He he he.. Tapi, aku suka lagu-lagunya. Well, don ' t judge the book by its cover , right ? Aku juga suka suaranya Once . Nice voice . Salah satu lagu yang aku suka adalah Selimut Hati . " Aku.. kan menjadi malam-malammu.. kan menjadi mimpi-mimpimu.." Very nice . Lagunya bikin ngelamun . Lembut dan meyakinkan. Meyakinkan, bahwa yang menyanyikan lagu ini bener-bener ngerti perasaan kekasih hatinya. So sweet ... Dia bener-bener pengen menyenangkan hati kekasihnya, waktu bilang , " Aku bisa untuk menjadi apa yang kau minta .." Tapi dia juga minta pengertian bahwa dia gak bisa seperti kekasih lama yang mungkin masih terkenang-kenang... Ah ... so dearly ... Wouldn't it be nice kalau ada orang yang berlaku begitu untuk kita? Dengan lembut mengungkapkan rasa sayangnya tanpa terdengar menjadi murahan... Tanpa menjadi gombal .. kain bekas buat lap l

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris (2)

Cerita sebelumnya : Nita, seorang sekretaris, hidup dengan optimis namun tidak neko-neko. Namun, keoptimisannya kerap diuji, apalagi dia "hanya" seorang... Nita Si Sekretaris Nita tidak bisa mengerti, kenapa semua pekerjaan Vero tersebut harus dikerjakannya. Ditambah lagi Vero malah marah-marah tidak karuan gara-gara Nita tidak menambah sepuluh persen pada kolom perkiraan tadi. “Sumpah, gue ga' tahu itu harus dikalikan berapa.” Cerita Nita pada Ellen. “Tapi elu tuh harusnya banyak bertanya dong, Nit. Lu harus lebih berinisiatif bertanya ke Vero kalau ada urusan kerjaan sama dia.” Ucap Ellen menguliahi. Saat itu Nita tidak berharap Ellen malah menasehatinya karena Ellen 'kan juga sama seperti dia yang adalah seorang sekretaris juga. Dia justru ingin seorang kolega bisa memberi kata-kata hiburan ataupun pemberi semangat pada saat-saat tidak menyenangkan seperti ini. Dan, walaupun bosnya adalah Pak Walker yang sudah tua tapi ramah, namun dalam logika Nita, Ellen sepantas