Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!


Di dunia ini cuma ada dua jenis orang yang flirting: [satu] yang sudah menikah atau sedang dalam long-term-relationship alias pacaran atau tunangan; [dua] yang sudah tidak single lagi, alias sudah married.
Akui saja, apakah sudah menikah atau single, setiap orang pasti pernah tergoda untuk flirting. Tunggu dulu, ini bukan bicara tentang selingkuh, lho! Namun, sekedar senyam-senyum, tahan ngobrol lama, atau cuma godaan kerlingan kecil ke lawan jenis, bahkan inisiatif memberikan tawaran untuk menolong membawakan barang tanpa betul-betul diperlukan, misalnya.
Kalau kita ingat pernah melakukan itu, masih kebayang tingginya semangat di dalam hati ketika melakukannya? Kalau ya, artinya kita sedang flirting dengan orang yang bersangkutan ;).
Semua kegenitan itu sebetulnya adalah tanda kepada si "teman", bahwa kita [ya...kita...you and I], tertarik untuk bertindak "lebih jauh". Namun tentu saja hati nurani dan nalar akan mencegah kita bertindak lebih jauh. Terus, bagaimana dengan yang berstatus single?
Wanita, Waspada; Pria, Lebih Selebor
Perempuan, menurut hasil penelitian John E. Lydon dari Lyndon Lab, Universitas McGill di Montreal [Kanada], akan lebih waspada bila tersadar bahwa ia baru saja flirting dengan seorang pria yang menurutnya menarik. Sementara itu, Assc. Prof. Lyndon menemukan bahwa laki-laki akan lebih tenang-tenang saja waktu ia paham bahwa dirinya sudah flirting dengan seorang perempuan.
Assc. Prof. John Lyndon melakukan penelitiannya dengan melibatkan 724 pria dan perempuan heteroseksual yang berusia dewasa muda, di atas usia belasan tahun, sebagai subyek penelitian.
Mula-mula, sebanyak 71 pria yang masih single dipertemukan satu-persatu dengan dengan seorang perempuan cantik. Tentu saja para pria tersebut tidak sadar bahwa pertemuan ini adalah rekayasa semata. Si wanita cantik ini ber-acting sebagai seorang single yang sedang mencari pasangan di hadapan sekitar separuh dari kelompok ini. Sedangkan pada separuhnya lagi, sang wanita bersikap seolah-olah sudah menikah plus memang tidak tertarik dengan mereka.
Segera setelah pertemuan tersebut, sang peneliti bertanya pada para subyek pria yang bertemu dengan si wanita cantik dan single apakah mereka akan memaafkan pasangannya bila suatu saat nanti mereka mengetahui bahwa pasangannya flirting dengan pria lain. Bisa tebak hasilnya, gak?
Sebanyak 88% dari pria single bisa membayangkan nanti pasti akan mampu memaafkan pasangannya bila si perempuan pasangannya flirting dengan seorang pria lain. Hanya flirting, genit-genitan, bukan selingkuh.
Hasil kontras muncul pada sebanyak 58 subyek perempuan yang dihadapkan dengan seorang pria lain yang ganteng dan single. Setelah melewati simulasi godaan untuk bergenit-genitan dengan seorang pria ganteng, cuma sebagian kecil - 17,5 persen - akan bisa memaafkan pasangannya nanti bila mereka menemukan kekasihnya flirting dengan perempuan lain. Di sini terlihat bahwa perempuan lebih waspada terhadap bahaya yang muncul dari flirting.
Tapi belum berhenti di situ. Lyndon justru baru mengungkapkan intepretasinya lewat satu set penelitian lain. Lyndon mengajak para pria single untuk secara teliti membayangkan apa yang terjadi manakala mereka sudah menikah nanti, dan secara tidak sengaja bertemu dengan seorang perempuan single. Dalam membayangkan adegan tersebut, para pria ini diminta untuk terus mengingat bahwa mereka harus menjaga kelanggengan hubungan dengan pasangannya. Hasilnya? Para pria membayangkan akan memutuskan untuk berhenti flirting setelah berkali-kali melakukannya. Para pria secara sadar menikmati kejadian-kejadian flirting, mereka menyukai kegenitan.
Lagi-lagi hasil sebaliknya muncul dari kalangan perempuan. Pada kesempatan pertama, sebagian besar perempuan akan berusaha menghindari ber-flirting bila mereka sadar bahwa tindakan tersebut bisa membahayakan hubungannya dengan pasangan.
Kesimpulannya? Pria memang menyukai flirting, namun perempuan lebih waspada terhadap sikap genit.
Sebagian besar pria harus melewati berbagai pembelajaran sebelum betul-betul bisa menguasai flirting, bahwa sikap genit-genitan akhirnya bisa berbahaya.
Begini kata Assc. Prof. John Lyndon:
“These findings show that even if a man is committed to his relationship, he may still need to formulate strategies to protect his relationship by avoiding that available, attractive woman. The success rate of such strategies may not be 100 percent but it is likely to be significantly higher than if the man was not made aware of the specific consequences of his actions.””. |
- MEN AND WOMEN ARE PROGRAMMED DIFFERENTLY WHEN IT COMES TO REACTING TO TEMPTATION, ACCORDING TO STUDY
