Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!
"Kelemahlembutan dan kesabaran tetaplah menjadi kekuatan dari seorang perempuan. Kekuatan yang manis namun dahsyat"
[Dian Manginta, tentang kesetaraan lelaki dan perempuan].
Suatu ketika, dalam suatu wawancara dengan sebuah stasiun televisi nasional, Bob Sadino, pengusaha sukses yang sudah gaek itu bercerita tentang awal petualangannya sebagai pengusaha.
Sebelum kembali ke Indonesia, pak Bob tinggal dan bekerja di Eropa. Lalu ia kembali ke Indonesia dan bekerja di Jakarta. "Saya gak miskin," kata pak Bob, "tapi memiskinkan diri."
Kala itu, ia sudah jenuh dengan pekerjaannya dan ingin berusaha sendiri. Ia pun mengutarakan keinginannya berhenti bekerja kepada istrinya, Soelami Soejoed, yang tak berkomentar apa-apa setelah mendengarnya. Diam seribu bahasa. Yah, kebayang, gak, sih, perasaan seorang istri yang sedang menikmati kenyamanan finansial lalu tiba-tiba sang suami ngajak susah?! Barangkali, bu Soelami juga enggan membayangkan bagaimana mereka harus menjalaninya. Ceuyeummm... *seram, maksudnya!*
Diamnya sang istri dianggap sebagai "kalau itu maumu, ya baiklah.." Inilah diam yang emas. Karena mungkin aja sebenarnya bu Soelami pingin bilang, "tidaaaakk.... nanti bagaimana kita makan?" dan berbagai pertanyaan cerdas lainnya yang menguji kelayakan ide sang suami.
Tapi yang pasti, bu Soelami mengenal suaminya dan keinginan hatinya. Sebagai istri yang mencintai suaminya, tiada pilihan yang lebih baik selain tetap mendampingi sang suami, meskipun menakutkan. Pasti menakut-kanlah, untuk meninggalkan kenyamanan hidup yang serba ada menjadi serba kurang, hingga ketika kangen sop sapi, bu Soelami pun belanja ke pasar untuk beli tulang dan mereka pun makan dengan lauk kuah sop..
Pak Bob selalu mengenang diamnya sang istri sebagai penyemangat yang membawanya bertualang dalam usahanya hingga sukses demi sukses pun diraihnya. Tak percuma bu Bob alias bu Soelami diam saja, karena diamnya itu menjaga ketentraman rumah tangga mereka, memberikan hawa segar yang terus memberikan semangat bagi suaminya dalam berkarya. Kini, mereka bisa makan enak kapan saja, bahkan mereka memiliki supermarket yang berkelas dan cukup terkenal, KemChick. Kita 'kan sering mendengar ungkapan yang cukup terkenal, yang kira-kira bunyinya "dibalik kesuksesan seorang lelaki, ada seorang perempuan yang luar biasa."
Begitulah peran seorang istri, artinya bagi lelaki. Maka berbahagialah seorang lelaki yang mendapatkan istri yang bijaksana. Ia mendapatkan kebaikan.
Sekarang dengan berkembangnya pendidikan dan teknologi, semua orang punya kesempatan yang sama untuk meluaskan wawasannya. Bukan cuma dari membaca, dari melihat video di youtube, pun, kita bisa meluaskan wawasan kita. Mendidik diri sendiri menjadi cerdas akan menolong kita untuk memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Namun, pengetahuan itu haruslah diseimbangkan dengan kerendahan hati, hingga perempuan gak akan terdorong untuk mengembangkan bakat cerewet yang memang susah jadi nature of the woman..
Kelemahlembutan dan kesabaran tetaplah menjadi kekuatan dari seorang perempuan. Kekuatan yang manis namun dahsyat.
Seandainya dulu itu bu Soelami bilang tidak terhadap keinginan pak Bob Sadino untuk jadi pengusaha, kira-kira mereka bisa sekaya sekarang, gak, ya?