Skip to main content

Video Baru di YouTube channel-nya Cantik Selamanya #newvideoalert

Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care! 

Cerber - Nita Si Sekretaris (3)

Good Quality and Original Article - Dian Manginta - Cantik Selamanya


CERITA SEBELUMNYA (Lihat bagian pertama, bagian kedua)
Nita, seorang sekretaris, hidup dengan pikiran optimis namun tidak neko-neko. Namun, keoptimisannya kerap diuji, apalagi dia "hanya" seorang...

Cerber - Nita Si Sekretaris

Nita Si Sekretaris


Setelah keluar dari ruangan Bu Marsya dan menutup pintunya, Dave Watson melambaikan tangannya ke arah Nita sambil mengedipkan sebelah matanya. Nita tersenyum dan membalas lambaian tangan Dave. Saat itu Nita sedang menjawab telpon. Walaupun begitu, Dave tidak segera beranjak pergi. Malah tiba-tiba dari balik sakunya, Dave mengeluarkan bungkusan dan ditaruhnya di meja dekat keyboard komputer Nita. Nita terkejut namun gembira dan mengomat-kamitkan ucapan "thank you" ke Dave yang kemudian pergi meninggalkan mejanya.

Asti yang duduk di partisi sebelah melihat Dave sedang meletakkan sesuatu di meja Nita, tanpa menunggu Dave berjalan jauh dulu, langsung bertanya, "...apaan tuh, Nit?"

Nita tidak mengucapkan jawabannya, tapi hanya menoleh saja dan mengangkat pemberian Dave itu, lalu menunjukkannya pada Asti dari jauh.

Seandainya Asti bisa mengerti bahwa Nita sedang menikmati pembicaraan telpon dengan Pak Wiguna.

"Gila lu, Nit!" Kata Asti yang tau-tau sudah muncul di samping meja Nita tanpa mempedulikan kesopanan karena Nita sedang berbicara di telpon. "Lu godain si Dave pake ape, Nit?" Asti ngomong terus, tapi kemudian kembali juga ke mejanya. Ellen yang mendengarkan dari partisi lainnya jadi tertawa mendengarnya.

"Oke deh, Pak. Besok PO-nya bapak sudah terima," sahut Nita sambil tersenyum dan membalas lambaian tangan Dave sambil menutup pembicaraannya di telpon dengan Pak Wiguna.

Bagi Nita, Pak Wiguna memang vendor, supplier yang paling ramah sedunia. Dulu, waktu Nita masih baru kenal, Pak Wiguna sudah memuji-muji suara Nita. Katanya, suara Nita enak didengar di telpon. Waktu itu Nita masih tidak terlalu menanggapi pujian Pak Wiguna. Pada anggapannya, seorang vendor pastilah berusaha manis dan mengambil hati contact person-nya. Makanya dia juga tidak terlalu menanggapi berlebihan jika Pak Wiguna tidak pernah menolak telpon darinya. Walaupun memang sih, setiap kali ada urusan, Nita merasa Pak Wiguna terkesan bersemangat menyambut telpon darinya.

"Siapa tuh, Nit?" tanya Asti setelah Nita menutup telpon tadi.

"Pak Wiguna," jawab Nita sambil terus melanjutkan pengetikan dan matanya mengarah ke monitor komputer.

"Lu kok ga' kasih ke gue telponnya?" tahu-tahu Asti malah bicara dengan nada yang menyambar. "Lu tau 'kan gue masih nungguin pesenan gue? Liat nih, udah tanggal berapa sekarang? Gue capek sama tuh orang susah bener dicariin!"

"Lho, kok lu malah marah ke gue? Mana gue tau, Pak Wiguna hutang orderan sama lu?" jawab Nita membalas dengan ketus.

"Pokoknya gue ga' suka pake Pak Wiguna lagi. Dia ga' becus," ucap Asti masih emosi sambil mendongakkan kepalanya melewati partisi memandang ke arah Nita. Dia sampai-sampai hampir berdiri sewaktu bicara begitu ke Nita.

Terserah. Jawab Nita dalam hati.

"Bu Indira, saya mau ngomong sebentar boleh, Bu?" terdengar suara Asti dari partisi sebelah sedang menelpon Ibu Indira yang ada di lantai delapan.

Nita, Si Sekretaris di CANTIK SELAMANYA"Iya, Bu, saya mau komplen soal Pak Wiguna. Dia itu telat-telat melulu. Ngapain sih kita pakai dia terus? Rugi kan kita, Bu. Apalagi pesanan saya, Bu. Bayangin Pak Arifin udah sering ngomel ke saya gara-gara Pak Wiguna, eh, masa saya yang kena sih, Bu? Apalagi yang kemarin lusa itu, bu. Saya sampai capek bolak balik ya telpon, ya fax, ya ganti PO. Eh, malah dia minta yang terakhir itu minta di PO-nya di revisi lagi. Padahal 'kan harusnya dia yang kejar saya... ya 'kan, Bu? Bukan saya, 'kan Bu yang harusnya nyari-nyari dia? Belum lagi yang bulan kemarin itu, Bu. Itu kan ga beres, Bu. Ihhhhh… capek deh Bu sama Pak Wiguna..!" Asti nyerocos terus.

"Iya, Bu. Setuju, Bu," kata Asti lagi setelah tiba-tiba diam sebentar. Bisa jadi saat itu bu Indira memotong ucapan Asti yang panjang bak kereta api. "Jadi, ga usah pakai Pak Wiguna lagi, ya, Bu? Okey deh, nanti saya bikin memo pengajuannya. Makasih ya, Bu Indira."

"Jadi, kita ga pake Pak Wiguna lagi, Ti?" tanya Ellen dari partisi lainnya ke Asti setelah dia menutup telponnya.

"Gue mau bikin memonya dulu," jawabnya, lalu setelah itu melangkah pergi meninggalkan mejanya.

"Gimana sih tuh anak, gue lagi nanya, dia malah ngeloyor..." Ellen malah jadi menggerutu.

Nita hanya diam dan mendengarkan saja.


Bersambung


Updated - Baca juga: "Pembacaan Cerber "Nita si Sekretaris" di Radio Cempaka Asri FM!"

Popular posts from this blog

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris

Mulai hari ini, setiap hari Rabu, di Cantik Selamanya ada cerita bersambung karangan Renthyna. Yes , it ' s a fiction . Semua serinya akan masuk di tag " fiction ". Hope you'll enjoy it ! :) Sinopsis: Nita, seorang karyawan yang bermimpi punya harapan yang indah di masa depan. Semangat empat limanya dipakai untuk menggempur semua tugas-tugas yang diberikan atasan karena berprinsip teguh untuk selalu memberikan hasil terbaik untuk sang pimpinan. Menurut ukurannya, apa yang diinginkannya tidaklah muluk-muluk, bahkan dia juga ikhlas dengan jumlah Rupiah yang diterima dari hasil jerih payahnya di kantor. Nita punya mimpi dan berharap setiap hari. Dalam pengejaran akan mimpi-mimpinya, dia juga harus menghadapi kenyataan bahwa mimpinya tidak dapat diraih semudah ia membalikkan telapak tangannya. Nita Si Sekretaris Matanya memang menatap tajam ke arah gambar-gambar komik yang ditaruh di atas meja sambil kedua tangannya memegangi lembar kiri-kanan komik tersebut. Kepalanya se...

Selimut Hati (by Dewa 19)

Suka Dewa 19 ? Aku suka lagu-lagunya. No offence but aku gak suka kasarnya Ahmad Dani . Siapa, sih , yang suka..? He he he.. Tapi, aku suka lagu-lagunya. Well, don ' t judge the book by its cover , right ? Aku juga suka suaranya Once . Nice voice . Salah satu lagu yang aku suka adalah Selimut Hati . " Aku.. kan menjadi malam-malammu.. kan menjadi mimpi-mimpimu.." Very nice . Lagunya bikin ngelamun . Lembut dan meyakinkan. Meyakinkan, bahwa yang menyanyikan lagu ini bener-bener ngerti perasaan kekasih hatinya. So sweet ... Dia bener-bener pengen menyenangkan hati kekasihnya, waktu bilang , " Aku bisa untuk menjadi apa yang kau minta .." Tapi dia juga minta pengertian bahwa dia gak bisa seperti kekasih lama yang mungkin masih terkenang-kenang... Ah ... so dearly ... Wouldn't it be nice kalau ada orang yang berlaku begitu untuk kita? Dengan lembut mengungkapkan rasa sayangnya tanpa terdengar menjadi murahan... Tanpa menjadi gombal .. kain bekas buat lap l...

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris (2)

Cerita sebelumnya : Nita, seorang sekretaris, hidup dengan optimis namun tidak neko-neko. Namun, keoptimisannya kerap diuji, apalagi dia "hanya" seorang... Nita Si Sekretaris Nita tidak bisa mengerti, kenapa semua pekerjaan Vero tersebut harus dikerjakannya. Ditambah lagi Vero malah marah-marah tidak karuan gara-gara Nita tidak menambah sepuluh persen pada kolom perkiraan tadi. “Sumpah, gue ga' tahu itu harus dikalikan berapa.” Cerita Nita pada Ellen. “Tapi elu tuh harusnya banyak bertanya dong, Nit. Lu harus lebih berinisiatif bertanya ke Vero kalau ada urusan kerjaan sama dia.” Ucap Ellen menguliahi. Saat itu Nita tidak berharap Ellen malah menasehatinya karena Ellen 'kan juga sama seperti dia yang adalah seorang sekretaris juga. Dia justru ingin seorang kolega bisa memberi kata-kata hiburan ataupun pemberi semangat pada saat-saat tidak menyenangkan seperti ini. Dan, walaupun bosnya adalah Pak Walker yang sudah tua tapi ramah, namun dalam logika Nita, Ellen sepantas...