Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!
It's the World Environment Day today, 5 June 2009. Hari Lingkungan Hidup Sedunia sebagai disebutkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP), sebuah badan dunia yang misinya adalah to improve quality of life without compromising that of future generations.
Aku mendengar tentang hari ini dari salah satu kontestan wakil presiden yang facebook page-nya aku ikuti. Beliau mengingatkan bahwa hari ini adalah Hari Lingkungan sedunia. Bahkan dia juga menulis sebuah note tentang hari ini. I was excited as I notice that.
To love the environment is about quality of life, sesuatu yang aku ingin sekali supaya di negeri ini kita bisa di-improved. Sudah begitu lama kita hidup dengan kualitas hidup yang rendah karena gaya hidup yang gak sehat, gak care sama lingkungan.
Aku ngerti, kok, kita gak care karena memang gak biasa care. Nah, ini waktunya untuk memulai kebiasaan baru.
Perduli, Supaya Bisa
Tema yang diusung tahun ini adalah "Your Planet Needs You-Unite to Combat Climate Change". Dalam website mereka disebutkan bahwa kita bisa do something dengan cara recylce our rubbish. Daur ulang sampah kita. Dengan mendaur ulang sampah kita ikut mengurangi emisi dari global warming.
Aku, sih, belum denger ada sistem daur ulang di Jakarta (sadly speaking). Yang aku tauk, sampah dari rumah ke rumah, gedung ke gedung, dikumpulkan lalu dibuang ke Bantar Gebang. Kasian orang Bantar Gebang.
Aku juga lihat di pinggir jalan, di beberapa bagian kota ini, disediakan dua macam tempat sampah yang dibedakan dengan warna. Aku tahu, maksudnya yang satu buat sampah organik, yang lainnya buat non-organik. Tapi aku gak lihat ada force untuk memanfaatkannya dengan baik.
Di kantor tempat aku bekerja, sampah dipisahkan dari yang organik dengan yang non-organik. Usaha yang baik itu jadi ironi karena di pembuangan sampah, semua sampah itu disatukan.
But... we should not give up. Alih-alih menyerah lalu buang sampah asal-asalan, tetaplah berusaha untuk gak buang sampah sembarangan. Itu satu.
Yang kedua, sebisanya pisahkan sampah yang organik dari yang non-organik. Sampah non organik itu misalnya sampah plastik, gitu, loh. Mudah-mudahan, usaha kecil ini akan memberi semangat petugas sampah untuk mengerjakan tugasnya dengan benar. Bayangin aja, gimana caranya mereka memisahkan sampah dari lebih sepuluh juta penduduk kota? Serem...
Selain misahin sampah, aku juga gemes liat orang suka lempar sampah dari jendela mobil ke jalan raya. Mobilnya, sih, bagus banget, tapi penumpangnya uneducated banget. Malu-maluin aja.
Karena kualitas hidup kita bukan cuma about keeping our house clean, tetapi juga bagaimana kita memelihara kebersihan lingkungan juga. Menjaga kebersihan rumah itu baik. Tetapi menjaga kebersihan lingkungan lebih baik lagi.
Coba bayangkan, betapa baiknya kalau kita membuka jendela rumah kita dan melihat keluar ke jalan yang bersih, dengan pohon-pohon dan rumput yang rapih di pinggir jalannya. Perhaps we should plan bushes there too. Seger, 'kan?
It's a good quality life that actually we can afford. Asal kita peduli.
Aku mendengar tentang hari ini dari salah satu kontestan wakil presiden yang facebook page-nya aku ikuti. Beliau mengingatkan bahwa hari ini adalah Hari Lingkungan sedunia. Bahkan dia juga menulis sebuah note tentang hari ini. I was excited as I notice that.
To love the environment is about quality of life, sesuatu yang aku ingin sekali supaya di negeri ini kita bisa di-improved. Sudah begitu lama kita hidup dengan kualitas hidup yang rendah karena gaya hidup yang gak sehat, gak care sama lingkungan.
Aku ngerti, kok, kita gak care karena memang gak biasa care. Nah, ini waktunya untuk memulai kebiasaan baru.
Perduli, Supaya Bisa
Tema yang diusung tahun ini adalah "Your Planet Needs You-Unite to Combat Climate Change". Dalam website mereka disebutkan bahwa kita bisa do something dengan cara recylce our rubbish. Daur ulang sampah kita. Dengan mendaur ulang sampah kita ikut mengurangi emisi dari global warming.
Aku, sih, belum denger ada sistem daur ulang di Jakarta (sadly speaking). Yang aku tauk, sampah dari rumah ke rumah, gedung ke gedung, dikumpulkan lalu dibuang ke Bantar Gebang. Kasian orang Bantar Gebang.
Aku juga lihat di pinggir jalan, di beberapa bagian kota ini, disediakan dua macam tempat sampah yang dibedakan dengan warna. Aku tahu, maksudnya yang satu buat sampah organik, yang lainnya buat non-organik. Tapi aku gak lihat ada force untuk memanfaatkannya dengan baik.
Di kantor tempat aku bekerja, sampah dipisahkan dari yang organik dengan yang non-organik. Usaha yang baik itu jadi ironi karena di pembuangan sampah, semua sampah itu disatukan.
But... we should not give up. Alih-alih menyerah lalu buang sampah asal-asalan, tetaplah berusaha untuk gak buang sampah sembarangan. Itu satu.
Yang kedua, sebisanya pisahkan sampah yang organik dari yang non-organik. Sampah non organik itu misalnya sampah plastik, gitu, loh. Mudah-mudahan, usaha kecil ini akan memberi semangat petugas sampah untuk mengerjakan tugasnya dengan benar. Bayangin aja, gimana caranya mereka memisahkan sampah dari lebih sepuluh juta penduduk kota? Serem...
Selain misahin sampah, aku juga gemes liat orang suka lempar sampah dari jendela mobil ke jalan raya. Mobilnya, sih, bagus banget, tapi penumpangnya uneducated banget. Malu-maluin aja.
Karena kualitas hidup kita bukan cuma about keeping our house clean, tetapi juga bagaimana kita memelihara kebersihan lingkungan juga. Menjaga kebersihan rumah itu baik. Tetapi menjaga kebersihan lingkungan lebih baik lagi.
Coba bayangkan, betapa baiknya kalau kita membuka jendela rumah kita dan melihat keluar ke jalan yang bersih, dengan pohon-pohon dan rumput yang rapih di pinggir jalannya. Perhaps we should plan bushes there too. Seger, 'kan?
It's a good quality life that actually we can afford. Asal kita peduli.
- Do you believe Indonesians capable to hold good culture? Gabung di halaman facebook "Cantik Selamanya"... yuk...