Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!
Seorang sahabat berkomentar tentang videoku yang berbicara tentang bahagia seperti ini,
Bahagia itu ketika kita bersyukur dan berdamai dengan apapun yang kita miliki dan apapun yang terjadi dalam hidup kita.
Di dalam bahagia memang ada damai, ada keteduhan dan kesejukan. Ketika kita dengan ikhlas bersyukur atas apa pun yang kita terima saat ini, di sana ada damai yang mengisi kalbu kita. Damai itu adalah rasa bahagia yang lembut namun dahsyat.
Apa, sih, ciri-ciri orang yang bahagia? Yang pertama, ia mudah tersenyum. Wajahnya sumringah. Ceria. Padahal belum tentu dia punya uang! Ada yang begitu? Ada. Selain aku (he he he..), gitu. Suatu hari nanti aku akan share tentang teman perempuanku yang lain yang sumringah dalam semua keberadaannya.
Kamu tahu, gak, kalau orang yang bahagia itu kuat? Jiwanya tak mudah terguncang, semangatnya tak mudah padam. Orang bilang, "gak neko-neko."
Namun materi bukanlah ukuran kebahagiaan. Dia bisa berlimpah kekayaan, tapi bisa saja bersahaja serba minimalis. Karena sesungguhnya, yang bikin bahagia itu bukan materi, tetapi kasih sayang.
Disayang itu membahagiakan. Apa lagi diberi kelimpahan. Itu bonus. Karena rejeki itu anugrah TUHAN. Makanya kalau mencari jodoh, carilah yang sayang kamu. Sedangkan mengenai materi, kita memang harus realistis agar kita bias berdiri di atas dasar yang kuat. Maka, dalam hal ini, si dia harus sepikiran tentang ekonomi keluarga yang akan dibangun bersama nantinya.
Lagi pula kasih sayang.. cinta.. itu dahsyat! Orang bisa berubah 180 derajat karena cinta. Seperti Bandung Bondowoso yang rela membangun 1000 candi dalam semalam untuk membahagiakan Roro Jongrang yang dicintainya, yang memberi tantangan itu bila Bandung Bondowoso ingin menikahinya.
Cinta membuat permintaan tersulit menjadi mudah. Kata orang, "tai kucing rasa coklat". Yuck... Tapi cinta memang luar biasa. Karena cinta, orang bisa berjuang untuk membahagiakan kekasihnya. Ternasuk bekerja keras agar dapat melimpahi kekasih hatinya dengan hadiah-hadiah yang indah.
Ujung-ujungnya materi juga, 'kan? Tetapi cinta bikin materi jadi manis. Ini bonus. Beda kalau dari awal yang dicari adalah materi. Materi tidak bisa membeli cinta, dan karena itu tidak bisa memberikan kebahagiaan. Mungkin kamu akan gembira, tapi tidak bahagia. Hampa. Gitu.
Mau bahagia? Mulai dengan belajar ikhlas.
Bahagia itu ketika kita bersyukur dan berdamai dengan apapun yang kita miliki dan apapun yang terjadi dalam hidup kita.
Di dalam bahagia memang ada damai, ada keteduhan dan kesejukan. Ketika kita dengan ikhlas bersyukur atas apa pun yang kita terima saat ini, di sana ada damai yang mengisi kalbu kita. Damai itu adalah rasa bahagia yang lembut namun dahsyat.
Apa, sih, ciri-ciri orang yang bahagia? Yang pertama, ia mudah tersenyum. Wajahnya sumringah. Ceria. Padahal belum tentu dia punya uang! Ada yang begitu? Ada. Selain aku (he he he..), gitu. Suatu hari nanti aku akan share tentang teman perempuanku yang lain yang sumringah dalam semua keberadaannya.
Kamu tahu, gak, kalau orang yang bahagia itu kuat? Jiwanya tak mudah terguncang, semangatnya tak mudah padam. Orang bilang, "gak neko-neko."
Namun materi bukanlah ukuran kebahagiaan. Dia bisa berlimpah kekayaan, tapi bisa saja bersahaja serba minimalis. Karena sesungguhnya, yang bikin bahagia itu bukan materi, tetapi kasih sayang.
Disayang itu membahagiakan. Apa lagi diberi kelimpahan. Itu bonus. Karena rejeki itu anugrah TUHAN. Makanya kalau mencari jodoh, carilah yang sayang kamu. Sedangkan mengenai materi, kita memang harus realistis agar kita bias berdiri di atas dasar yang kuat. Maka, dalam hal ini, si dia harus sepikiran tentang ekonomi keluarga yang akan dibangun bersama nantinya.
Lagi pula kasih sayang.. cinta.. itu dahsyat! Orang bisa berubah 180 derajat karena cinta. Seperti Bandung Bondowoso yang rela membangun 1000 candi dalam semalam untuk membahagiakan Roro Jongrang yang dicintainya, yang memberi tantangan itu bila Bandung Bondowoso ingin menikahinya.
Cinta membuat permintaan tersulit menjadi mudah. Kata orang, "tai kucing rasa coklat". Yuck... Tapi cinta memang luar biasa. Karena cinta, orang bisa berjuang untuk membahagiakan kekasihnya. Ternasuk bekerja keras agar dapat melimpahi kekasih hatinya dengan hadiah-hadiah yang indah.
Ujung-ujungnya materi juga, 'kan? Tetapi cinta bikin materi jadi manis. Ini bonus. Beda kalau dari awal yang dicari adalah materi. Materi tidak bisa membeli cinta, dan karena itu tidak bisa memberikan kebahagiaan. Mungkin kamu akan gembira, tapi tidak bahagia. Hampa. Gitu.
Mau bahagia? Mulai dengan belajar ikhlas.