Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!
- Baca artikel"Sekretaris" di Cantik Selamanya, untuk deskripsi bahwa membuat orang lain tidak PeDe itu tiada berguna...
Pernah melihat temen sekantor yang hobinya marah-marah terus, hobinya jadi orang jutek? Kebiasaan ini bisa membuat kita bertanya, mengapa sampai ada orang yang sangat suka memelihara mood tidak bagus?
Memang tidak semua orang mau begitu saja berusaha menghilangkan mood jelek. Terutama kalau ia yakin perasaan buruk yang dirasakannya adalah bagian dari nasibnya. Penyebabnya? Kurang PeDe.
Jonathon Brown dari Universitas Washington, Joanne Wood dan rekan-rekan penelitinya dari Amerika dan Kanada menemukan bahwa orang yang PeDe akan berusaha melakukan sesuatu untuk menghilangkan bad mood-nya, bila perasaan itu muncul. Orang PeDe lebih percaya bahwa mereka layak dan mampu untuk memiliki suasana hati yang baik.
Penelitian ini dilakukan dalam 5 seri kerja riset, dengan mengamati sejumlah hampir 900 orang. Pertama-tama, yang para peneliti lakukan adalah mengamati antisipasi umum terhadap berbagai hal yang bisa mengganggu suasana hati. Para subyek penelitian diajak untuk membaca deskripsi tertulis tentang berbagai jenis tayangan. Hasilnya, sebagian besar mengatakan bahwa tayangan komedilah yang akan menyebabkan rasa senang.
Lalu, diambil 116 orang dari grup besar tadi. Mereka lain diajak untuk mendengarkan musik yang dianggap bisa merubah suasana hati, seperti jazz dan klasik. Sebelumnya, para peneliti sudah mengklasifikasikan tingkat ke-PeDe-an orang-orang ini.
Setelah itu, barulah masing-masing diajak untuk membaca deskripsi tentang berbagai tayangan dan kemudian ditanya tentang bagaimana tontonan itu akan berpengaruh pada suasana hati. Baru setelah itu, mereka diminta untuk memilih satu tayangan untuk ditonton.
116 subyek penelitian tadi tahu bahwa film komedi adalah yang akan membuat hati riang. Namun, anehnya, setelah mendengar musik sedih, justru sebagian besar (53%) mereka yang diketahui kurang PeDe justru tidak akan mengambil film komedi. Sebaliknya, 75% anggota grup yang dianggap PeDe akan segera memilih tontonan komedi.
Fenomena yang terjadi pada grup yang diminta mendengar musik riang pun sama saja. Mereka yang lebih PeDe (75%) akan lebih memilih film komedi. Sedangkan hampir separuh kelompok tidak PeDe akan lagi-lagi tidak memilih film komedi.
Pola yang sama terus-menerus terjadi pada keempat grup lainnya. Meskipun orang-orang kurang PeDe paham mengenai cara-cara mengubah suasana hatinya, namun mereka ogah untuk melakukannya.
Mereka yang kurang PeDe sebetulnya sedang masuk dalam lingkaran setan untuk terus-menerus "menyukai" rasa sedih atau emosi negatif lainnya. Mereka malas untuk mengganti suasana hati. Orang yang kurang PeDe akan merasa bahwa mereka tidak mampu untuk merasa bahagia.
Sedih, ya? Ketidakpedean adalah seperti ilusi untuk percaya bahwa minum racun mematikan adalah wajar-wajar saja.
Begini kata Bapak Brown:
"If you have low self-esteem, you should actively try to rise above the sadness and learn that you will feel better if you do not passively accept sadness. You can get better if you remind yourself to do something. You may have to kick yourself in the butt to go to a movie because it will require a conscious effort rather than something that comes automatically" . |
People with low self-esteem less motivated to break a negative moody