Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!

Adalah Zivanna Letisha Siregar, salah seorang perempuan Indonesia yang telah sekali lagi bertaruh resiko menghadapi pendapat sumbang masyarakat kala ia mengikuti ajang "Miss Universe". Kata Wikipedia, "Miss Universe" tidak lain adalah ajang lomba kecantikan. Jadi, tantangan bagi Zivanna Siregar adalah membuat sesama orang Indonesia yakin bahwa definisi kecantikan yang ia bawakan ke seluruh dunia betul-betul mewakili pendapat saudara sebangsa setanah air.
Tapi, mau tahu apa menurutku yang menjadi tantangan terbesar Zinvanna? Yaitu bila suatu hari nanti, ketika Zinvanna menengok ke belakang ternyata hatinya tidak puas dengan pencapaiannya.
Bukankah kita semua mendapat tantangan yang sama? Ingin menjadi orang yang puas, bahagia dengan semua pencapaiannya, terutama ingin menjadi berguna bagi orang lain?
Adalah Angela Merkel, Kanselir Jerman yang baru saja diangkat oleh Majalah Forbes menjadi perempuan paling berpengaruh - most powerful woman in the world. Ini yang keempat kalinya, lho, Forbes yakin bahwa Angela Merkel sangat mampu menggerakkan mood manusia di seluruh dunia. And the Germans, so Forbes feels, still like her alot.
Sudahkah Angela Merkel sukses? Not quite yet. Kanselir Merkel masih harus menjalani titian karir sebagai politikus sebelum akhirnya kelak para ahli sejarah mengatakan ia sukses.
Dalam ukuran tertentu, Zivanna dan Merkel yang seorang politikus punya satu kesamaan: berjuang dalam opini orang. Dan mereka yang paling mampu mempengaruhi opini masyarakat adalah yang bakal disebut punya karisma.
Karisma Setiap Orang Di Jaman Sekarang
Tidak harus bagi politikus, setiap orang pastinya ingin kontribusinya diakui. Namun besarnya ketergantungan pada pendapat publik adalah yang membuat profesi menjadi referensi pembelajaran tentang bagaimana pengakuan dari orang lain bisa dikembangkan.
Beberapa waktu lalu, Michael Elliott dari Time Magazine, mengungkapkan tentang tokoh-tokoh masa kini yang punya daya tarik tinggi. Elliott mencurahkan catatan dari JFK hingga Perdana Menteri India Manmohan Singh, bisa menjadi begitu berkarisma.
Catatan Elliott di mataku tentu saja, tidak hanya berguna bagi politicians, namun juga bisa menginspirasi semua orang [you, I, WE]. Dalam catatan rangkumanku sendiri, beginilah tiga hal yang Ellliott berikan tentang mengembangkan karisma di era sekarang:
- Fokus Pada Masalah Utama
- Kenali Lingkungan & Jadilah Taktis
Seringkali saran yang diberikan untuk mengatasi kelemahan adalah dengan menjadikan titik lemah tersebut menjadi point kekuatan. Well, it is true, but that can be tiring as well.
Menurut aku, yang harus kita lakukan adalah menerima kelemahan diri sebagai tanda sayang dari Tuhan [Ia ingin kita butuh Dia :)]. Namun, cara yang juga tidak kalah berguna dalam mengatasi kelemahan adalah dengan mengembangkan kekuatan, bakat terbaik milik diri sendiri. Dengan mengolah aksi dari bakat Tuhan, orang akan tahu kapan mereka bisa mengharapkan fungsi kita.
Aku percaya, setiap orang pasti diberikan paling tidak satu bakat tertentu. Satu anugerah bakat ini, bahkan bila cuma ada satu buah, cukup jadi sumber rezeki bagi seseorang sampai seumur hidup.
- Bertanggungjawab
Waktu kita melihat masalah Indonesia sekarang, pastinya kita pun butuh banyak orang mau jadi "besar" di negara ini. Yang tidak takut untuk melihat situasi buruk di sekitarnya sebagai ajang untuk membuktikan bahwa Tuhan telah tepat menganugerahkan suatu bakat bagi dirinya - karena dari bakat itu, ia bisa memberikan kontribusi bagi kebutuhan perbaikan di sekitarnya.
Kata Elliott:
“Leadership means you don't duck when things go wrong.”. |