Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!
Aku barusan googling lagi cari ide buat di-shared di Cantik Selamanya. I want to find something nice, something that's relieving... Sesuatu yang mengandung harapan.
Romance is nice. Always. Aku jadi teringat buku "Long Distance Love" yang aku pernah recommended. A great book yang sangat romantis, tulus, dan apa adanya. Bahwa relationship gak selalu mulus. Bahwa relationship is about choice.
Demi Anak...
Salah satu concern aku adalah bahwa aku pernah dengar banyaknya kasus keluarga masa kini yang "serumah, tapi gak sehati". Aku pernah dengar ada seorang bapak yang gak mau buru-buru pulang ke rumah karena kalau sudah di rumah dia masuk penjara. Seorang temanku bilang bahwa banyak teman-temannya yang menikah tapi kayak kos. Hubungan antara suami istri sudah jadi hambar. Ngeri, ya?
Kata mereka, they stay married for the children. Alasan apa itu, ya? Omong kosong, kalau menurut aku, sih.
They have bunch of reason to stay married but not for the children. Karena mereka pikir anak itu apa? Manusia juga, loh.
Orang tua seharusnya melihat anak sebagai manusia yang punya perasaan, punya otak, punya pikiran. Manusia juga, meskipun masih kecil.
Dan kalau anak itu benar masih kecil, ia masih rapuh. Masih gampang terluka, yang repotnya, kalau sudah terluka, anak kecil susah mengekspresikannya. Akhirnya lukanya jadi borok. Masuk ke dalam menembus kulit jangat yang kalau sudah kering meninggalkan bekas yang sukar menghilangkannya. Meninggalkan codet. Meninggalkan kerapuhan. Meninggalkan ketidakbahagiaan. So think again: stay married to hurt the children. That's what you are doing.
Tidak Pernah Minta Dilahirkan
Maksud aku, aku ngomong kepada orang-orang yang memilih untuk terikat dalam perkawinan tapi berhenti mencintai pasangannya. Karena cara itu sebenernya bukan cuma sedang saling menyakiti, tetapi juga menyakiti anak-anak yang dijadikan alasan untuk tetap bersama. That is barbaric. Aku bilang, berhentilah berbuat jahat dan make new decision. For the sake of your children.
Ingatlah anak-anak itu gak minta dilahirkan, mereka gak deserve to live with your problem. What they deserve is happiness, just as we wish them to be. Kebahagiaan itu datangnya dari melimpahnya cinta. Cinta membuat jiwa kita menjadi penuh. Love makes you perfect.
Think about it. Sebagai orang dewasa, kita tentu tahu bahwa hidup itu berat. Bayangkan betapa malangnya seorang manusia kalau dari kecil dia sudah merasakan beratnya hidup tetapi karena harus menanggung ketidakbahagiaan orang tuanya. Dia gak punya pondasi yang kuat untuk percaya diri. Dia jadi orang yang gak percaya bahwa dia akan memenangkan perjuangan hidupnya. Masa tega?
So, if you are also living in that kind of marriage, aku sarankan untuk memberikan copy of this article to your spouse. Untuk apa? Untuk mengajak dia to fix your marriage. Karena serumah kalian semua gak bahagia, untuk apa begitu? .
Cobalah ingat kenapa dulu kalian memutuskan untuk menikah. Aku harap itu bukan karena terpaksa. But even it was a forced decision, do you know that you can choose to be happy?
Karena kebahagiaan itu harus diperjuangkan. Kebahagiaan itu gak datang sendiri. Renungkanlah kembali, how it went wrong. Ingat-ingatlah dengan jujur, awalnya semua jadi berantakan. Kecuali seorang istri selingkuh, there is always way to fix problem in your marriage. Gak selingkuh, 'kan?
Percayalah, asal ada kemauan, pasti ada jalan. Karena seperti yang aku pernah bilang, lelaki juga manusia. Dia juga butuh kasih sayang. Iya, 'kan?
Romance is nice. Always. Aku jadi teringat buku "Long Distance Love" yang aku pernah recommended. A great book yang sangat romantis, tulus, dan apa adanya. Bahwa relationship gak selalu mulus. Bahwa relationship is about choice.
Demi Anak...
Salah satu concern aku adalah bahwa aku pernah dengar banyaknya kasus keluarga masa kini yang "serumah, tapi gak sehati". Aku pernah dengar ada seorang bapak yang gak mau buru-buru pulang ke rumah karena kalau sudah di rumah dia masuk penjara. Seorang temanku bilang bahwa banyak teman-temannya yang menikah tapi kayak kos. Hubungan antara suami istri sudah jadi hambar. Ngeri, ya?
Kata mereka, they stay married for the children. Alasan apa itu, ya? Omong kosong, kalau menurut aku, sih.
They have bunch of reason to stay married but not for the children. Karena mereka pikir anak itu apa? Manusia juga, loh.
Orang tua seharusnya melihat anak sebagai manusia yang punya perasaan, punya otak, punya pikiran. Manusia juga, meskipun masih kecil.
Dan kalau anak itu benar masih kecil, ia masih rapuh. Masih gampang terluka, yang repotnya, kalau sudah terluka, anak kecil susah mengekspresikannya. Akhirnya lukanya jadi borok. Masuk ke dalam menembus kulit jangat yang kalau sudah kering meninggalkan bekas yang sukar menghilangkannya. Meninggalkan codet. Meninggalkan kerapuhan. Meninggalkan ketidakbahagiaan. So think again: stay married to hurt the children. That's what you are doing.
Tidak Pernah Minta Dilahirkan
Maksud aku, aku ngomong kepada orang-orang yang memilih untuk terikat dalam perkawinan tapi berhenti mencintai pasangannya. Karena cara itu sebenernya bukan cuma sedang saling menyakiti, tetapi juga menyakiti anak-anak yang dijadikan alasan untuk tetap bersama. That is barbaric. Aku bilang, berhentilah berbuat jahat dan make new decision. For the sake of your children.
Ingatlah anak-anak itu gak minta dilahirkan, mereka gak deserve to live with your problem. What they deserve is happiness, just as we wish them to be. Kebahagiaan itu datangnya dari melimpahnya cinta. Cinta membuat jiwa kita menjadi penuh. Love makes you perfect.
Think about it. Sebagai orang dewasa, kita tentu tahu bahwa hidup itu berat. Bayangkan betapa malangnya seorang manusia kalau dari kecil dia sudah merasakan beratnya hidup tetapi karena harus menanggung ketidakbahagiaan orang tuanya. Dia gak punya pondasi yang kuat untuk percaya diri. Dia jadi orang yang gak percaya bahwa dia akan memenangkan perjuangan hidupnya. Masa tega?
So, if you are also living in that kind of marriage, aku sarankan untuk memberikan copy of this article to your spouse. Untuk apa? Untuk mengajak dia to fix your marriage. Karena serumah kalian semua gak bahagia, untuk apa begitu? .
Cobalah ingat kenapa dulu kalian memutuskan untuk menikah. Aku harap itu bukan karena terpaksa. But even it was a forced decision, do you know that you can choose to be happy?
Karena kebahagiaan itu harus diperjuangkan. Kebahagiaan itu gak datang sendiri. Renungkanlah kembali, how it went wrong. Ingat-ingatlah dengan jujur, awalnya semua jadi berantakan. Kecuali seorang istri selingkuh, there is always way to fix problem in your marriage. Gak selingkuh, 'kan?
Percayalah, asal ada kemauan, pasti ada jalan. Karena seperti yang aku pernah bilang, lelaki juga manusia. Dia juga butuh kasih sayang. Iya, 'kan?
Perlu dibaca juga:
- Married?
- Perempuan Hanya Ingin Dicintai... (Hanya? Yang Ben...
- Kelembutan Melawan Kekerasan
- Resiko Mencintai
- Fakta Tentang Cowok Ganteng
- Dare to win. Dare to win your love. Gabung di halaman facebook "Cantik Selamanya"... yuk...