Skip to main content

Video Baru di YouTube channel-nya Cantik Selamanya #newvideoalert

Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care! 

"Jual" Saja Pulau Pribadi Ke WNI! [Ini Kuncinya...]

Good Quality and Original Article - Dian Manginta - Cantik Selamanya

Dian Manginta - Cantik Selamanya

"Kalau orang asing sangat tertarik mengelola pulau kita, mengapa warga Indonesia tak diajak supaya punya minat yang sama?"



Ada berita yang sedang hangat: tiga pulau kecil di Kepulauan Mentawai ditawarkan untuk dijual melalui internet di situs bernama privateislandsonline.com. Situs ini memang usahanya memang jualan pulau pribadi.

Berkontemplasi & Beraktivitas Di Akhir MingguAku pernah, loh, berkhayal punya pulau pribadi. Pulau kecil di mana aku akan membangun sebuah sekolah berasrama dengan fasilitas super sehingga orang tua juga confidence dan gak ragu ninggalin anaknya di asrama sekolahku. Keren, 'kali, ya? Ada gymn, kolam renang, teman belajar piano, tempat latihan menari... macem-macem tarian, dong. Semua pelajarnya bisa jago tarian Indonesia maupun tarian luar negeri seperti balet atau flamenco.

Terus, aku juga berkhayal punya satu pulau lagi buat tempat wisata. Buat orang-orang yang pingin cari tempat sepi, bisa dateng ke pulau milikku. Toh, kalau ingin kontak dengan orang di luar pulau, orang tinggal terhubung dengan internet.

Barangkali seperti Pulau Macaroni, Pulau Siloinak, dan Pulau Kandui yang diberitakan sedang ditawarkan untuk dijual itu. Kabarnya, dalam ketiga pulau tadi sudah dibangun fasilitas rumah peristirahatan [resort] oleh pihak asing.

Lalu, aku berkhayal punya satu lagi yang kecil untuk rumah peristirahatanku sendiri. Lha.. aku 'kan punya pulau untuk sebuah sekolah bergengsi dan sebuah pulau tempat wisata yang luar biasa, pasti aku juga mampu membeli sebuah pulau lagi untuk diriku sendiri, dong!

Hmmm... Aku yakin banyak sekali orang Indonesia yang berkhayal punya pulau sendiri. Iya 'kan?

Gengsi Yang Makin Masuk Akal

Lewat artikelnya, "Your Own Private Island", majalah Time mengajarkan kita alasan warga Amerika saat ini makin ingin membeli pulau adalah:
  1. Masih relatih lebih murah - bila dibandingkan dengan nilai jual property jenis lain yang punya pemandangan serupa.
  2. Dukungan teknologi makin menunjang - berkat teknologi pembangkit listrik tenaga matahari, misalnya, berbagai perangkat rumah tangga modern bisa tetap dipakai dalam sebuah pulau terpencil sekalipun.
Dian Manginta - Cantik Selamanya - 270809Di Jakarta yang semakin sempit saja, harga tanah juga kian mahal. Tidak heran orang Jakarta juga akan berpikir, 'mending sekalian beli pulau'. Tambahkan generator untuk listrik, internet untuk connect with the world. Pasti dunia rasanya milik sendiri! Lha iyalah... gak ada tetangganya, 'kan? :)

Jadi.. gimana, mau beli pulau? Hidup di pulau, bukan berarti tinggal terisolir loh... Thanks to technology development.

Kesempatan Entrepreneurship Untuk Warga Indonesia?

Cuma, sih, untuk kasus ketiga pulau di kepulauan Mentawai itu memang agak luar biasa. Soalnya, Pak Gubernur gak tauk siapa yang jual pulau itu. Di MetroTV aku dengar bahwa yang menjual itu berinisial J. Kok bisa, ya, orang jual pulau?

Terus, karena ditawarkan di situs internasional, berarti target pembelinya adalah orang asing. Rasanya, sih, gak boleh. Dan juga janganlah! Lebih baik kita jual pengelolaan pulau-pulau di Indonesia kepada sesama warganegara. Bagaimana caranya?

Dari artikel "Do You Have what it Takes to Own a Private Island?" di situs http://www.privateislandsmag.com/, kita bisa mengintip syarat mental yang dirangkum oleh editor majalah tersebut agar seseorang bisa memiliki dan mengelola sebuah pulau:

  1. Entrepreneurial Drive - Suka berwirausaha;
  2. Independence - Mengelola sebuah pulau berarti harus sanggup hidup di suatu pulau yang terpisah dengan wilayah besar lain, tinggal di sana dalam jangka waktu cukup lama;
  3. Adaptability - Membangun suatu pulau akan memiliki masalahnya sendiri, pastinya perlu mental lentur dan tidak gampang menyerah;
  4. Love of Nature - Percuma saja bila "memiliki" satu pulau namun areanya hancur oleh polusi dari kegiatan penghuninya. Maka seorang "pemilik" harus mengedepankan rasa cinta lingkungan demi bisa menikmati lingkungannya sendiri;
  5. Sense of Adventure - Yang cinta hidup aman ala warga kota, jangan harap mampu mengelola suatu pulau sendiri;

Kalau lima syarat tadi disingkat, maka hasilnya adalah PeDe bukan ;) ?

Rasa-rasanya, sudah saatnya pemerintah kita mengkampanyekan agar lebih banyak warganya yang tertarik mengelola ribuan pulau-pulau di negara Indonesia supaya PeDe bisa melakukannya. Kita ajak warga sendiri untuk membangun dunia pariwisata bagi pulau-pulau yang jumlahnya belasan ribu itu.

Di dalam kampanye tersebut, pasti akan terselip pesan untuk turut menjaga kelestarian alam. So, everybody wins. Sekalian, kampanye "Kelola Pulau" seharusnya bisa jadi ajang kesempatan untuk para ahli teknologi Indonesia bisa menjual produk inovasinya. Seperti disebutkan oleh majalah Time tadi, orang semakin tertarik hidup di suatu pulau karena daya dukungan teknologi yang makin membuat pilihan tersebut dapat diterima akal.

Aku yakin, seperti orang-orang asing yang sudah lakukan di Pulau Macaroni, Pulau Siloinak, dan Pulau Kandui, banyak sekali warga kita yang ingin mengelola satu pulau di negaranya. Sudah sewajarnya kita mengijinkan orang Indonesia mewujudkan mimpinya untuk turut membangun kesejahteraan bersama, bukan?

 

 


Perlu dibaca juga:





  • Do you have a dream to have an island? If yes, then you should pass this article to at least to 10 friends of yours. Gabung di halaman facebook "Cantik Selamanya"...yiuk, yiaak,yiuuuk...
  • Yuk, gabung?



 

 

Popular posts from this blog

Selimut Hati (by Dewa 19)

Suka Dewa 19 ? Aku suka lagu-lagunya. No offence but aku gak suka kasarnya Ahmad Dani . Siapa, sih , yang suka..? He he he.. Tapi, aku suka lagu-lagunya. Well, don ' t judge the book by its cover , right ? Aku juga suka suaranya Once . Nice voice . Salah satu lagu yang aku suka adalah Selimut Hati . " Aku.. kan menjadi malam-malammu.. kan menjadi mimpi-mimpimu.." Very nice . Lagunya bikin ngelamun . Lembut dan meyakinkan. Meyakinkan, bahwa yang menyanyikan lagu ini bener-bener ngerti perasaan kekasih hatinya. So sweet ... Dia bener-bener pengen menyenangkan hati kekasihnya, waktu bilang , " Aku bisa untuk menjadi apa yang kau minta .." Tapi dia juga minta pengertian bahwa dia gak bisa seperti kekasih lama yang mungkin masih terkenang-kenang... Ah ... so dearly ... Wouldn't it be nice kalau ada orang yang berlaku begitu untuk kita? Dengan lembut mengungkapkan rasa sayangnya tanpa terdengar menjadi murahan... Tanpa menjadi gombal .. kain bekas buat lap l

Waktunya Berasuransi? [Bagian I]

"Sedia Payung Sebelum Hujan, Sedia Asuransi Sebelum Bencana" [Dian Manginta, tentang HARAPAN AKAN MASA DEPAN] "Belum lepas dari masalah itu, suaminya, tahun lalu kena stroke dan berlanjut pada timbulnya gejala parkinson. Dari bulan September hingga saat ini, setiap bulan dia harus membelanjakan uangnya untuk membeli obat sebesar 20 juta per bulan, di luar biaya rumah sakit. Beruntung suaminya memiliki asuransi dan penggantian pengobatan yang cukup memadai sehingga tidak perlu jatuh bangkrut karenanya. Adik saya yang lain setiap tahun harus mengeluarkan biaya sekitar 200 juta pertahun untuk 4 kali perawatan rumah sakit dengan rata-rata lama perawatan sekitar 10 hari..." Begitulah petikan seorang saudara kita, sebut saja namanya Lekir, di suatu milist . Ia menuturkan tentang pengalaman keluarganya menghadapi "bencana kesehatan". Ratusan juta biaya tiba-tiba harus dikerahkan, karena bencana tersebut datang tanpa diundang. Untung, ada asuransi yang memberikan

Video Baru di YouTube channel-nya Cantik Selamanya #newvideoalert

Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!