Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!
"Di weekend ini, aku ingin kita mengingat tentang kualitas hidup bersama sejauh ini. Bukan untuk kita, sebetulnya, tapi bagi generasi mendatang. Mau memilih hidup lebih baik?"
How do we like to walk in a street full of garbage? Gak suka, pasti. Terus, bagaimana perasaan kita, setelah melalui jalan yang kotor banyak sampahnya, kita tiba di jalan lain yang bersih asri dengan pohon peneduh jalan di kanan kiri.. Lebar pula.. Pasti suka.
Pasti dalam hati kita berharap semua jalan di lingkungan kita, di kota kita, punya keasrian seperti itu. Karena yang begitu itu memang manusiawi. Kita, manusia, bukan makhluk yang dirancang untuk hidup ditengah sampah. Yang Tuhan janjikan tentang surga adalah tempat yang indah. Surga itulah sesungguhnya kehendak Tuhan buat kita. Bukan neraka.
Jalan yang kotor apalagi bau itu seumpama neraka, sedangkan jalan yang bagus itu seperti surga. Itulah kualitas hidup. Begitulah harusnya kita hidup.
Kalau kita menonton film Hollywood, atau film Eropa, kita sering melihat pemandangan kota-kota mereka. Bersih. Negara-negara maju memang memiliki kualitas hidup yang baik.
Sebaliknya negara-negara yang belum maju. Kekumuhan menjadi pemandangan yang lumrah. Karena hidup yang berkualitas memang ada harganya.
Berani Memilih Hidup Lebih Baik
Pertama-tama, harganya adalah kemauan untuk memiliki hidup yang berkualitas itu sendiri. Dengan adanya kemauan itu, maka ada usaha untuk mendapatkannya. Usaha untuk mendapatkan hidup yang berkualitas itu adalah harga pertama yang harus kita berikan untuk mendapatkan hidup yang berkualitas itu. Kita akan mempelajarinya, dan menerapkannya dalam hidup kita.Dalam hidup yang berkualitas ada aturan-aturan. Ada rambu-rambu yang harus dipatuhi yang menimbulkan keteraturan sebagai ciri hidup yang berkualitas. Orang yang tidak mengikuti aturan itu akan kelihatan tidak sebaik orang yang memelihara kualitas hidupnya.
Contohnya, orang yang ugal-ugalan ketika mengendarai motor di jalan raya, tentu akan terlihat lebih buruk dari mereka yang dengan sopan mengikuti aturan di jalan raya. Orang yang ugal-ugalan itu memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dibandingkan yang disiplin berlalulintas.
Keterbelakangan Pun Sebetulnya Pilihan Kita
Ada begitu banyak contoh perbandingan yang lain yang dapat kita pelajari untuk melihat bedanya orang yang kualitas hidupnya baik dengan orang yang kualitas hidupnya kurang baik. Orang yang kualitas hidupnya terjaga dikatakan beradab. Sedangkan yang kualitas hidupnya tidak terjaga diidentikkan dengan keterbelakangan.elanjutnya, cara hidup kita memang urusan kita. Pilihan kita. Tetapi pesoalannya adalah kita gak hidup sendirian. Kita hidup bermasyarakat. Tuhan gak menciptakan kita menjadi makhluk individualis, tetapi makhluk sosial yang punya kebutuhan untuk bermasyarakat. Berinteraksi dengan lingkungan. Akibatnya, kita harus mengikuti peraturan yang ada, atau kalau gak, maka kualitas hidup kita menjadi terlihat buruk.
Bagaimana pun juga, hidup yang berkualitas itu baik buat dijalani. Karena tubuh kita dirancang untuk mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan-Nya. Misalnya, kita harus makan secara teratur, otherwise kita akan terkena sakit maag. Dan sebagai pribadi yang bertanggungjawab, kita harus menjadi teladan bagi sekeliling kita.
Apa lagi bagi yang punya anak, tentu harus menjadi teladan bagi anaknya. Jadilah kita harus hidup mengikuti peraturan yang ada. Maka kalau dikatakan harus mengenakan seatbelt ketika bepergian menggunakan mobil, ya harus dipakai atau kita sedang mengembangkan sikap pemberontakan yang seharusnya hanya menjadi milik anak remaja yang sedang bingung.
Sebagai orang dewasa, kita gak bisa menjalani hidup ini tanpa memikirkan keberadaan orang lain dalam hidup kita. We have to care. Harus. Atau kita akan disebut sebagai manusia egois.
Tetapi ada yang luar biasa. Cobalah perhatikan mereka yang memiliki kualitas hidup yang baik. Orang yang memiliki hidup berkualitas terlihat lebih percaya diri dibanding mereka yang kualitas hidupnya tidak terjaga. Lebih elegant.
Generasi besok, harus lebih elegant dari kita ya? But why don't we start it now? ;)
Perlu dibaca juga:
- Belajar Citra Diri Dari Selebriti
- Harga Diri
- Menjaga Safety, Membantu Motivasi Baik (Iptek)
- Diam Itu Bukan Emas
- Cinta Lingkungan, Juga Di Kantor
- Safety, Hidup Berkualitas
- I have said this before: God does not want you to become a loser. Gabung di halaman facebook "Cantik Selamanya"...yiuk, yiaak,yiuuuk...