Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!
Kemarin siang, aku mendengar tentang video pribadi Marshanda di Youtube. Ada seseorang yang memasukkannya ke sana tapi ketika ditarik kembali, sudah ada 20 orang yang meng-copy dan repost video itu.
Katanya Marshanda ngamuk begini dan begitu. Beberapa situs berita merekam bahwa dokter keluarganya sampai membuka rahasia: Marshanda punya kelainan syaraf. Tentu saja pernyataan itu adalah atas permintaan keluarga.
Aku, sih, gak baca cerita ini dari kolom gossip. Tapi begitulah cerita yang kudengar dari mulut ke mulut. Karena curious, aku pun membuka youtube dan menemukan video yang dimaksud.
Setelah memperhatikannya, aku berkata pada diri sendiri "ah, kok tega sampe dibilang sakit saraf?", kalaupun begitu, kenapa harus diungkapkan? [lihat artikel "Dokter: Marshanda Gangguan Psikis" di situs inilah.com] Video itu memang milik pribadinya dia yang agaknya dia perlakukan semacam diary tempat orang mencurahkan isi hatinya. Nothing wrong with that.
Bahwa video itu berisi tumpahan luka hati yang terpendam lama, nothing wrong with that. Satu-satunya yang salah adalah apabila bukan Marshanda sendiri penunggah video tersebut, yaitu membocorkan tayangan itu ke public area sehingga seluruh dunia bisa mengaksesnya. Tapi kalau pun Marshanda melakukannya sendiri.. Masih gak papa juga. Itu isi hatinya, kok, itu adalah kenyataan. It doesn't make her a sick person.
Nothing is Wrong With That
Mungkin orang-orang yang namanya disebutkan itu akan malu dan marah. Wajar saja. Tapi boleh, 'kan, orang gak suka sama kita? Begitu juga Marshanda boleh saja gak suka kepada mereka. Itu hak dia, kok.Tentu saja lebih baik untuk tidak mendendam karena mendendam amarah hanya merusak emosi kita. Memendam emosi bisa kehilangan kecantikan alami kita. Hati yang terluka akan tersirat di wajah. Kata ibuku, "wajah orang yang seperti itu gak "bercahaya"".
On the other hand, aku mendengar agaknya keluarganya merasa malu dengan "ulahnya" itu. Ah..., Bu... Pak... Gak ada yang salah dari video itu. Dia hanya mengatakan yang sebenarnya. Luka hatinya yang terpendam karena tidak pernah diselesaikan. Itu wajar sekali. Malah, sangat banyak dari kita yang pula harus melakukannya.
Marshanda waktu itu cuma anak SD yang belum punya kemampuan mengelola emosinya. Bahkan belum tahu bagaimana menghadapi such situation. Itulah sebabnya anak-anak sangat memerlukan bimbingan orang tua atau wali yang mendampingi mereka untuk mengerti apa yang sedang dihadapi and how to deal with it.
Video Itu Untuk Sembuhkan Luka
Ketika hati seorang anak terluka dan dia tidak mengerti, maka dia akan mengalami kesulitan mengekspresikannya. Orang tua atau wali dan guru sesungguhnya punya kewajiban untuk memperhatikan tanda-tanda adanya luka hati itu dan membantu si anak menyelesaikannya.Otherwise... hati yang rapuh itu akan tetap terluka sampai lamaaaaa sekali, sampai diselesaikan. Ada banyak orang yang tidak pernah menyelesaikan their childhood wound. Luka bathin masa kanak-kanak. Akibatnya luka batin itu terus merongrong membuat orang tersebut menjadi tidak berbahagia.
Sesungguhnya apa yang dilakukan Marshanda adalah baik buat mengelola emosinya. Membangkitkan luka emosi lama pada saat kita sudah lebih dewasa akan membuat hati mampu bicara, "Aku sanggup mengalami itu semua."
Luka yang terpendam cuma akan terus merongrong dan meracuni jiwa kita. Langkah yang terbaik untuk memulihkan luka itu adalah dengan mengeluarkannya. Dengan mengatakannya. Saying it out loud.
Jadi, itulah sebabnya aku selalu berharap bahwa setiap orang dewasa untuk berhati-hati dalam menghadapi anak-anak. Lindungi mereka karena mereka terlalu lemah untuk dapat melindungi diri mereka sendiri. Tidak ada anak yang cukup kuat untuk menanggung masalah. Mereka butuh bantuan atau mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak bahagia. It wont be a good news if they are not happy in the future.
Tentu saja, untuk si "boyfriend" yang membuat pernyataan dalam suatu konferensi pers(!) bahwa "Marshanda memang sakit" [Lihat: "VJ Ben Minta Doa Kepada Penonton Video Marshanda" di detik.com], jelas cuma membuatku ingin bertanya, "...could you be more functional and supportive, by for example, not saying anything publicly? All she needs right now is a time for her own."
Perlu dibaca juga:
- Waktu Google Mencatat Kita Kurang Dalam "Bersyukur"
- Trik Jadi "Pemecah Masalah" Ala Lisa Simpson
- Belajar Citra Diri Dari Selebriti
- Untuk Yang Kehilangan Cinta
- Guru - Yang Digugu dan Ditiru
- Riset: Mengerti Gosip, Perlu Kedewasaan
- Have best friends, and talk with them about your problem, it will heal so much your mental setbacks. Gabung di halaman facebook "Cantik Selamanya"... Ayook!...