Skip to main content

Video Baru di YouTube channel-nya Cantik Selamanya #newvideoalert

Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care! 

Tips: Etika Mengirim dan Menerima E-mail

Good Quality and Original Article - Dian Manginta - Cantik Selamanya


Dian Manginta - Cantik Selamanya

Klik di logo di atas untuk melihat versi PDF artikel ini.

Jaman sekarang, di era fesbuk, e-mail sudah jadi biasa. Memang mungkin belum 50% orang Indonesia yang pake e-mail, but soon, I’m sure.. Dengan teknologi 3G; sekarang 3.5G; dan kenyataan bahwa handphone sudah jadi barang biasa, aku yakin sebentar lagi kelompok masyarakat yang tadinya cuma tahu caranya pake hape, sebentar lagi juga pasti akan belajar pake imel.

Trigger-nya bisa jadi adalah kenyataan bahwa memakai yahoo! messenger di handphone lebih murah dari pada SMS. Karena murahnya, aku sempat ajarin Office Boy di kantor aku untuk memakai messenger dan mengajar keluarganya di desa untuk belajar juga. Bayangkan seandainya dia bener-bener ngajarin sanak saudaranya untuk memakai messenger, maka mereka akan juga melihat feature e-mail dari yahoo! yang comes together with the messenger. Lalu mereka belajar bikin surat pake e-mail. Nice, ya?


Belum lagi kerja keras para telecommunication services provider yang berusaha mencari terobosan baru untuk menembus pasar. Gak aneh, ‘kan kalau sebentar lagi, dari tengah sawah, saat sedang beristirahat sambil menikmati angin sepoi-sepoi, seorang petani muda yang tadi pagi baru tukeran e-mail address dengan si gadis teman sekelas, mengeluarkan hape-nya lalu login ke yahoo! dan mengetik puisi dalam sebuah e-mail form?...

Tapi, hati-hati!.. Masih ingat kasus Prita yang sempat menginap di penjara gara-gara e-mail 'kan [baca artikelku: "Belajar dari Kasus Prita Mulyasari"]? Salah kirim e-mail bisa-bisa disangka pengerusakan nama baik. Padahal kita cuma curhat, dan curhatnya juga kepada teman sendiri yang kalau gak ada e-mail, mungkin dilakukan dengan telepon atau ngumpul di ruang istirahat di kantor, atau saat arisan. Sama aja, ‘kan? Cuma yang satu tertulis, sedang lainnya disampaikan secara lisan.

Peraturan Terutama, Sadari Siapa yang Pemilik Sejatinya

Nah, supaya kita tetap bisa memanfaatkan e-mail atau pun curhat lewat e-mail tanpa deg-degan, ada etika yang sebaiknya kita mengerti dan kita ikuti. Etika ini ada untuk menghindarkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Pertama-tama, perhatikan siapa penyedia e-mail itu. Apakah e-mail itu disediakan oleh perusahaan sehingga dengan demikian tujuannya adalah untuk menunjang kegiatan perusahaan? Ataukan e-mail itu milik pribadi?

Kalau milik perusahaan, maka kita harus memastikan diri telah mengerti peraturan penggunaan e-mail yang ditetapkan oleh perusahaan. Pada banyak perusahaan, ada larangan untuk menggunakan e-mail kantor untuk keperluan pribadi. Pada perusahaan lain, ada larangan untuk mengirim attachment berukuran besar. Biasanya perusahaan menegaskan kepada pegawainya bahwa apapun yang ditulis atau diterima melalui e-mail itu adalah milik perusahaan.

Bagaimana kalau menulis e-mail menggunakan e-mail pribadi? Meskipun e-mail pribadi biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan teman-teman atau keluarga, etika pun tetap harus diperhatikan karena bisa saja e-mail tersebut disebarkan keluar lingkungan yang menjadi tujuan awal. Mungkin karena isinya menarik.

Nah, untuk yang seperti itu, kantor seorang teman misalnya, mengajarkan pegawainya untuk menuliskan pernyataan tambahan. Misalnya "bahwa apa yang saya tuliskan tidak ada hubungannya dengan tempat saya bekerja dan murni pemikiran saya sendiri".

Untuk berita yang sensitif seperti kasus Prita, its tricky. Selain perlu dibuatkan pernyataan bahwa tidak sedang menjelek-jelekkan seseorang atau institusi, juga penyusunan kata haruslah hati-hati. Berusahalah untuk menahan emosi sebelum mencurahkan isi hati melalui e-mail. Lebih baik untuk membaca ulang apa yang telah dituliskan dan merevisi kata-kata yang mungkin dapat menyinggung perasaan seseorang.

Selanjutnya, secara umum, berikut adalah “DO’s” dan “DON’T’s” dalam etika berkomunikasi melalui e-mail.

Saat Berkirim E-mail

Dian Manginta Bicara KarirKalau ingin mendapat respon baik, sebaiknya kita berusaha agar orang memberikan sambutan yang baik pula:
  • To the point
    Semakin singkat, semakin baik. Tuliskan semua kalimat hanya bila kita sudah tahu apa yang hendak dibicarakan. Lebih baik kita biasakan menulis dengan mengingat bahwa suatu saat nanti tulisan tersebut bisa disebarluaskan ke rekan kerja, atau saudara kita.
  • Sopan
    Jangan pernah nulis "Heh, apa kabar?!..." pada orang yang belum betul-betul kita kenal :P. 
  • Cari informasi sendiri
    Jangan biasakan meminta informasi, padahal apa yang ditanya bisa dicari di search engine [Google, Yahoo, Bing, atau mungkin sekedar di halaman "search"]. Ini sangat merepotkan, dan memberi kesan diri sebagai pemalas.
  • Beritahu bila mengirimkan lampiran [attachment] berukuran besar
    Tidak hanya bisa menghabiskan waktu untuk men-download attachment yang ukurannya besar, namun kadang suatu account e-mail punya metode penyimpanan file. Misalnya, setiap attachment harus di-scan virus. Ingat: ukuran lampiran yang besar cenderung cuma akan merepotkan.
  • Jangan biasakan menyebarluaskan alamat e-mail orang lain [Gunakan BCC]
    Kalau harus mengirimkan satu e-mail ke orang banyak [broadcast], sebaiknya gunakan BCC saja, karena nanti tiap penerimanya tidak akan melihat alamat account yang dituju.
  • Gunakan status "high priority" hanya bila diperlukan
    Perlakukan "high priority" sebagai masalah hidup atau mati. Kalau ternyata berita yang dikirimkan tidak urgent, sementara kita memberi status "urgent", siap-siap saja nanti orang akan mengacuhkan e-mail genting kita.
  • Bila tidak perlu, jangan "berteriak"
    SEBISA MUNGKIN JANGAN MENGETIK HANYA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL. Artinya sama saja dengan B E R T E R I A K.
  • Pastikan penerima ingat pembicaraan sebelumnya
    Bila e-mail yang dikirimkan merupakan rantai pembicaraan [terdiri dari beberapa e-mail sebelumnya], jangan lupa untuk menaruh sebagian berita sebelumnya. Bagian yang kurang penting, dibuang saja [snip].
  • Jawab semua pertanyaan
    Jawab semua pertanyaan satu per satu. Ingat, pertanyaan yang belum dijawab cuma akan membuat kita menerima satu e-mail lagi.
  • Sebelum dikirim, baca ulang
    Apa yang kita pikir sudah ditulis, acapkali sebetulnya belum diketikkan.

Saat Menerima Email

Menerima e-mail pun tidak kalah pentingnya dibanding mengirim. Kita tentu tidak ingin e-mail tidak mendapat sambutan buruk, 'kan? Oleh sebab itu, ini catatanku tentang cara bagaimana supaya kita bisa menerima e-mail dengan baik:
  • Fixed to mailbox checking schedule
    Berikan kesan bertanggungjawab atas e-mail yang sudah masuk ke dalam mailbox kita. Bila kita sudah punya waktu menjawab e-mail yang jelas [misalnya pagi atau sore hari atau satu waktu tertentu], orang akan tahu kapan waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan kita.
  • Kategorikan e-mail yang masuk
    Folders [kategori e-mail], akan memudahkan dalam memberikan tanggapan yang paling tepat terutama bagi orang yang sudah biasa bertukar e-mail dengan kita. 
  • Pertimbangkan untuk bicara
    Kadangkala, pertukaran informasi akan jauh lebih efesien jika dilakukan dengan bicara langsung. Jadi jangan segan untuk mempertimbangkan mengajak bicara orang yang mengirim e-mail, terutama yang isinya tidak begitu jelas.  
  • Rasional, jangan selalu utamakan emosi
    Upayakan jangan mengumbar emosi pada email yang baru masuk, apalagi akhirnya dengan menjawab secara kasar. Ingat, pesan tertulis bisa dipergunakan sebagai bukti nyata yang bisa dibaca orang banyak.
  • Hapus [delete], atau simpan di media lain
    Mailbox yang menggelembung cuma bikin sakit kepala. Sebaiknya, hapus atau simpan email yang sudah kurang penting di media lain supaya tidak memenuhi mailbox kita. Ini terutama bagi email yang punya attachment besar.
  • Pakai account yang jelas
    Jangan campur-adukkan e-mail pribadi dengan kantor/bisnis.
  • Jangan teruskan [forward] e-mail yang tidak perlu
    Kadangkala, meneruskan e-mail lelucon cuma hanya membuat kita tidak tahu aturan atau hanya pandai menghabiskan waktu untuk hal-hal tidak berguna.

Kesimpulannya?

Orang yang berusaha menjadi solusi, akan mendapat timbalan solusi dari orang lain manakala ia membutuhkannya. Bila kita menyiapkan diri untuk mengirim dan menerima e-mail dengan baik, tentu orang lain akan senang berkorespondensi dengan kita.


Perlu dibaca juga:




  • Everyday, always find the moments where you can be useful: You'll be surprised that they all require you to be useful to yourself first. ...And, gabung di halaman facebook "Cantik Selamanya"... yuk...
Yuk, gabung?


Popular posts from this blog

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris

Mulai hari ini, setiap hari Rabu, di Cantik Selamanya ada cerita bersambung karangan Renthyna. Yes , it ' s a fiction . Semua serinya akan masuk di tag " fiction ". Hope you'll enjoy it ! :) Sinopsis: Nita, seorang karyawan yang bermimpi punya harapan yang indah di masa depan. Semangat empat limanya dipakai untuk menggempur semua tugas-tugas yang diberikan atasan karena berprinsip teguh untuk selalu memberikan hasil terbaik untuk sang pimpinan. Menurut ukurannya, apa yang diinginkannya tidaklah muluk-muluk, bahkan dia juga ikhlas dengan jumlah Rupiah yang diterima dari hasil jerih payahnya di kantor. Nita punya mimpi dan berharap setiap hari. Dalam pengejaran akan mimpi-mimpinya, dia juga harus menghadapi kenyataan bahwa mimpinya tidak dapat diraih semudah ia membalikkan telapak tangannya. Nita Si Sekretaris Matanya memang menatap tajam ke arah gambar-gambar komik yang ditaruh di atas meja sambil kedua tangannya memegangi lembar kiri-kanan komik tersebut. Kepalanya se

Selimut Hati (by Dewa 19)

Suka Dewa 19 ? Aku suka lagu-lagunya. No offence but aku gak suka kasarnya Ahmad Dani . Siapa, sih , yang suka..? He he he.. Tapi, aku suka lagu-lagunya. Well, don ' t judge the book by its cover , right ? Aku juga suka suaranya Once . Nice voice . Salah satu lagu yang aku suka adalah Selimut Hati . " Aku.. kan menjadi malam-malammu.. kan menjadi mimpi-mimpimu.." Very nice . Lagunya bikin ngelamun . Lembut dan meyakinkan. Meyakinkan, bahwa yang menyanyikan lagu ini bener-bener ngerti perasaan kekasih hatinya. So sweet ... Dia bener-bener pengen menyenangkan hati kekasihnya, waktu bilang , " Aku bisa untuk menjadi apa yang kau minta .." Tapi dia juga minta pengertian bahwa dia gak bisa seperti kekasih lama yang mungkin masih terkenang-kenang... Ah ... so dearly ... Wouldn't it be nice kalau ada orang yang berlaku begitu untuk kita? Dengan lembut mengungkapkan rasa sayangnya tanpa terdengar menjadi murahan... Tanpa menjadi gombal .. kain bekas buat lap l

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris (2)

Cerita sebelumnya : Nita, seorang sekretaris, hidup dengan optimis namun tidak neko-neko. Namun, keoptimisannya kerap diuji, apalagi dia "hanya" seorang... Nita Si Sekretaris Nita tidak bisa mengerti, kenapa semua pekerjaan Vero tersebut harus dikerjakannya. Ditambah lagi Vero malah marah-marah tidak karuan gara-gara Nita tidak menambah sepuluh persen pada kolom perkiraan tadi. “Sumpah, gue ga' tahu itu harus dikalikan berapa.” Cerita Nita pada Ellen. “Tapi elu tuh harusnya banyak bertanya dong, Nit. Lu harus lebih berinisiatif bertanya ke Vero kalau ada urusan kerjaan sama dia.” Ucap Ellen menguliahi. Saat itu Nita tidak berharap Ellen malah menasehatinya karena Ellen 'kan juga sama seperti dia yang adalah seorang sekretaris juga. Dia justru ingin seorang kolega bisa memberi kata-kata hiburan ataupun pemberi semangat pada saat-saat tidak menyenangkan seperti ini. Dan, walaupun bosnya adalah Pak Walker yang sudah tua tapi ramah, namun dalam logika Nita, Ellen sepantas