Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care!
"Perempuan Indonesia, kemana langkahmu?." [Dian Manginta, tentang KEBIJAKSANAAN]
Ketika mendengar bahwa aku menamakan blog aku ini "Cantik Selamanya", segera saja orang mengasosiasikan dengan masalah kecantikan. Urusan rias merias, fashion, rambut.... Urusan tetek bengek khas perempuan. Katanya.
Padahal fashion, rambut, perawatan tubuh, dan wajah juga sebetulnya tersedia juga untuk lelaki. Lalu, karena masalah kecantikan kerap dianggap sebagai lambang kemanjaan perempuan yang minta diperhatikan, maka orang memandang ide cantik sebagai kebodohan. Gak smart, gitu.
Walau gak pernah dilontarkan langsung, tapi aku merasakan kesan bahwa people expect us, women to look boyish untuk ditanggapi secara professional. Kalau rambut cepak, minimum make-up [paling-paling bedak], berpakaian seperti lelaki, baru, deh, dianggap serius.
Padahal kecantikan adalah jatidiri perempuan. Meski berambut pendek dan memakai pakaian lelaki, kalau si perempuan itu bahagia, maka kecantikannya pasti terpancar tanpa terbendung.
Sedangkan kebahagiaan itu 'kan pancaran hati karena kebebasan pribadi terlindungi. Bebas untuk menjadi diri sendiri. Bebas untuk berekspresi. Bebas untuk berpendapat. Bebas untuk bersikap. Bebas dan bertanggungjawab. Dan di atas itu semua, adanya perasaan dihargai tanpa intimidasi. Kalau sudah begitu maka seorang perempuan akan menjadi Cantik Selamanya sampai mati.
What do you think? Apakah perempuan sukses di kantor harus kelihatan "laki" dan tidak boleh cantik? Apakah berpenampilan maskulin adalah satu-satunya cara perempuan bisa dianggap berguna bagi lingkungannya?
Perlu dibaca juga di Cantik Selamanya:
- Pengaruh Zivanna Letisha Siregar dan Angela Merkel: Karisma Kita
- Jamsostek - Waktunya Berasuransi? [Bagian II]
- Waktunya Berasuransi? [Bagian I]
- Kenalan Dengan Wikipedia - Kembangkan Wawasan Kita
- Riset: Kepemimpinan, Hati, dan Kepercayaan Diri
- Riset: Hubungan Cinta di Kantor
- Kepemimpinan, Sofia & Estonia - Ketika Bencana Melanda
- Be happy with yourself, do not worry too much. And...why don't you gabung di halaman facebook "Cantik Selamanya"? Yiuuuk yaaak yiuuuk? ;)