Skip to main content

Video Baru di YouTube channel-nya Cantik Selamanya #newvideoalert

Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care! 

Cerber Nita Si Sekretaris (16)


KUTIPAN MINGGU LALU:

Memang aneh juga dengan pertanyaan Sarah itu. Padahal tadi 'kan Nita sendiri sudah berbicara dengannya pada saat menerimanya masuk dari ruang reception sampai ke ruang meeting. Bahkan Nita sendiri juga yang membawa Sarah masuk ke ruang kerjanya yang baru.

Tapi Mbak Tini buru-buru beranjak dari kursinya dan menghampiri Nita. “Nit, kamu dipanggil Mbak Sarah.” Kata Mbak Tini masih dengan nafas tersengal-sengal dari balik partisi meja Nita.

“Oh…?” Nita menyahut dengan wajah seperti baru mengetahui bahwa maksud Sarah bertanya dengan suara keras seperti itu adalah memanggilnya masuk ke ruang kerjanya. Namun, dengan wajah pura-pura terkejut, Nita menoleh ke arah Mbak Tini. “Kenapa, Mbak?” Dia juga pura-pura bertanya.

“Cepet, ayo sini.” Sahut Mbak Tini setengah mendesis.

Baru bergabung? Jangan mulai dari episode ini, baca dulu bagian:




*****




Dian Manginta - Cantik Selamanya



Nitapun beranjak dari mejanya dan mendatangi Sarah yang sedang duduk bersandar sambil memegang ballpoint dan memainkannya di area dekat dagunya sendiri.

Sejak Nita beranjak dari kursinya dan memasuki ruang kerja Sarah, Sarah tampak memandang lekat-lekat dirinya.

“Saya tahu kamu kerja sebagai sekretaris untuk Ibu Marsya.” Katanya pada Nita. Tanpa mempersilahkan Nita duduk, bahkan ia sudah mulai berbicara ketika Nita baru selangkah masuk dari pintu ruang kerjanya. Ucapannya terdengar agak kaku ketika melafalkan huruf ‘r’.

“Ya?” Sahut Nita.

“Jadi seharusnya kamu juga termasuk bagian dari tim saya.” Katanya dengan suara yang lembut namun terdengar jelas. Nita tidak paham, apakah maksud Sarah adalah ia juga diangkat jadi sekretarisnya sekaligus sekretarisnya Ibu Marsya? Hmmm...

“Oh, kalau begitu nanti saya tanyakan surat penunjukkannya, ya Mbak.”

Nita Si Sekretaris“Mbak?” Tiba-tiba wajah Sarah memerah. Ia tampak jelas terkejut dengan ucapan Nita memakai kata ‘Mbak’. Ups… Nita tidak menyangka hal itu…

“Oh... Mbak eh, Bu Sarah.” Jawab Nita cepat-cepat. “Selamat bergabung dengan kami, bu.” Sebenarnya Nita sendiri lebih ingin memperpanjang soal kalimat Sarah ‘seharusnya kamu juga termasuk bagian dari tim saya’, tapi kok, malah kata-kata yang seperti itulah yang meluncur dari bibirnya?

Tapi ternyata Sarah sangat mendominasi pembicaraan. Nita sendiri belum mendapatkan kesempatan lagi untuk sekali lagi mengkonfirmasi ke Sarah mengenai apa maksudnya bahwa ia termasuk bagian timnya?

Hmmmm… nanti kalau begitu akan gue tanya ke Bu Marsya deh.

Untungnya Nita masuk ke dalam ruang kerja tadi sudah dengan membawa alat tulis di tangannya. Jadi, ketika Sarah mulai mengatakan semua keinginannya untuk disediakan ‘tray-in’ dan ‘out’, peralatan alat tulis menulis, akses sambungan keluar telpon, nomor-nomor ekstension semua karyawan, internet, bahkan kebiasaan-kebiasaan kerjanya termasuk dengan persediaan teh panas setiap pagi. Nita dapat segera mencatatnya satu per satu.

Mbak Tini yang tadi ada disitu ternyata hanya berdiri terbengong-bengong saja dan merasa gugup untuk menyampaikan pamit meninggalkan Sarah dan Nita. Sejak Sarah berbicara ini-itu dengan Nita, Mbak Tini terlihat berpindah-pindah arah pandangan, sebentar ke arah Sarah, sebentar ke arah Nita. Mungkin juga sih Mbak Tini ini sedang terkesima melihat penampilan Sarah yang cantik sekali itu.

“Ya, Ibu Tini boleh kembali ke tempat kerjanya lagi.” Kata Sarah tiba-tiba dengan suara yang terdengar tegas tapi dengan ekspresi wajah yang datar sambil menggerak-gerakkan jari tangannya ke arah Mbak Tini.

Hati Nita jadi mengkerut… Mudah-mudahan tidak seperti yang gue pikirin, harapnya dalam hati.








Bersambung




Baca juga: "Pembacaan Cerber "Nita si Sekretaris" di Radio Cempaka Asri FM!"




Good Quality and Original Article - Dian Manginta - Cantik Selamanya


Popular posts from this blog

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris

Mulai hari ini, setiap hari Rabu, di Cantik Selamanya ada cerita bersambung karangan Renthyna. Yes , it ' s a fiction . Semua serinya akan masuk di tag " fiction ". Hope you'll enjoy it ! :) Sinopsis: Nita, seorang karyawan yang bermimpi punya harapan yang indah di masa depan. Semangat empat limanya dipakai untuk menggempur semua tugas-tugas yang diberikan atasan karena berprinsip teguh untuk selalu memberikan hasil terbaik untuk sang pimpinan. Menurut ukurannya, apa yang diinginkannya tidaklah muluk-muluk, bahkan dia juga ikhlas dengan jumlah Rupiah yang diterima dari hasil jerih payahnya di kantor. Nita punya mimpi dan berharap setiap hari. Dalam pengejaran akan mimpi-mimpinya, dia juga harus menghadapi kenyataan bahwa mimpinya tidak dapat diraih semudah ia membalikkan telapak tangannya. Nita Si Sekretaris Matanya memang menatap tajam ke arah gambar-gambar komik yang ditaruh di atas meja sambil kedua tangannya memegangi lembar kiri-kanan komik tersebut. Kepalanya se...

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris (2)

Cerita sebelumnya : Nita, seorang sekretaris, hidup dengan optimis namun tidak neko-neko. Namun, keoptimisannya kerap diuji, apalagi dia "hanya" seorang... Nita Si Sekretaris Nita tidak bisa mengerti, kenapa semua pekerjaan Vero tersebut harus dikerjakannya. Ditambah lagi Vero malah marah-marah tidak karuan gara-gara Nita tidak menambah sepuluh persen pada kolom perkiraan tadi. “Sumpah, gue ga' tahu itu harus dikalikan berapa.” Cerita Nita pada Ellen. “Tapi elu tuh harusnya banyak bertanya dong, Nit. Lu harus lebih berinisiatif bertanya ke Vero kalau ada urusan kerjaan sama dia.” Ucap Ellen menguliahi. Saat itu Nita tidak berharap Ellen malah menasehatinya karena Ellen 'kan juga sama seperti dia yang adalah seorang sekretaris juga. Dia justru ingin seorang kolega bisa memberi kata-kata hiburan ataupun pemberi semangat pada saat-saat tidak menyenangkan seperti ini. Dan, walaupun bosnya adalah Pak Walker yang sudah tua tapi ramah, namun dalam logika Nita, Ellen sepantas...

Selimut Hati (by Dewa 19)

Suka Dewa 19 ? Aku suka lagu-lagunya. No offence but aku gak suka kasarnya Ahmad Dani . Siapa, sih , yang suka..? He he he.. Tapi, aku suka lagu-lagunya. Well, don ' t judge the book by its cover , right ? Aku juga suka suaranya Once . Nice voice . Salah satu lagu yang aku suka adalah Selimut Hati . " Aku.. kan menjadi malam-malammu.. kan menjadi mimpi-mimpimu.." Very nice . Lagunya bikin ngelamun . Lembut dan meyakinkan. Meyakinkan, bahwa yang menyanyikan lagu ini bener-bener ngerti perasaan kekasih hatinya. So sweet ... Dia bener-bener pengen menyenangkan hati kekasihnya, waktu bilang , " Aku bisa untuk menjadi apa yang kau minta .." Tapi dia juga minta pengertian bahwa dia gak bisa seperti kekasih lama yang mungkin masih terkenang-kenang... Ah ... so dearly ... Wouldn't it be nice kalau ada orang yang berlaku begitu untuk kita? Dengan lembut mengungkapkan rasa sayangnya tanpa terdengar menjadi murahan... Tanpa menjadi gombal .. kain bekas buat lap l...