Skip to main content

Video Baru di YouTube channel-nya Cantik Selamanya #newvideoalert

Sudah lama gak nulis blog, hari ini aku baru saja upload video lanjutan dari video nasihat buat yang mau menikah. Supaya pernikahannya langgeng dan bahagia. Mau, 'kan ? Banyak orang yang menikah tetapi tidak mesra hubungannya dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Padahal, menikah itu menyatukan dua orang dalam satu hubungan yang erat, ada ketergantungan satu sama lain. Dua jadi satu. I need you, like you need me. Gitu. Kalau orang menikah 'kan inginnya bahagia, awet selamanya, hingga maut memisahkan. Kalau menikah tetapi dingin satu sama lain. Tidak ada kangen lagi. Kepinginnya ketemu teman-teman yang asik itu. Siapa yang mau tinggal dalam pernikahan seperti itu? Nah, kalau video yang sebelumnya bisa dilihat dengan klik di sini , video lanjutannya bisa dilihat dibawah ini.. Sok, atuh, di tonton.. Jangan lupa SUBSCRIBE , ya... lalu share, mungkin ada yang perlu nasihat supaya mantap langkahnya untuk menikah. Take care! 

Cerber Nita Si Sekretaris (19)


KUTIPAN MINGGU LALU:
Hmmmm… mestinya Bu Marsya tahu betul tentang hal ini.

“Oh ya, Bu. Mohon maaf jika saya salah. Tapi saya juga diberitahukan oleh Bu Sarah bahwa saya adalah bagian dari timnya.”

Ia melangkah mundur dan mengatakan, ”Ya, kan, Bu?”

Tapi Bu Marsya baru beberapa detik kemudian mengucapkan, ”Hah?” dengan wajah terheran-heran.

Beliau kemudian menyandarkan duduknya di senderan kursinya. Tetap tidak mengatakan apa-apa, lalu, setelah mengarahkan pandangannya pada Nita, Bu Marsya malah kemudian mengalihkan arah pandangannya keluar jendela.

Baru bergabung? Jangan mulai dari episode ini, baca dulu bagian:




*****




Nita Si Sekretaris di Cantik Selamanya



Nita masih menantikan sebentar jawaban dari sang bos. Tapi si bos tetap diam saja dan tetap mengarahkan pandangannya keluar jendela. Ekspresi wajahnya datar-datar saja. Tidak sedang marah atau kecewa, atau apapun yang dapat Nita tangkap yang menjadi maksud hati beliau ini.

“Permisi, Bu.” Kata Nita, lalu berbalik pergi meninggalkan ruang kerja Bu Marsya. Seraya mengayunkan langkahnya, Nita semakin mengerti bahwa Bu Marsya tidak peduli apakah Nita harus mendapatkan porsi ganda karena jabatannya "cuma" sebagai seorang sekretaris… Nita Si SekretarisBagi si bos mungkin masalah seorang sekretaris harus menanggung beban pekerjaan yang tidak sesuai dengan perjanjian kerjanya adalah sekedar hal yang tidak begitu penting.

Jadi, Nita sekarang memahami bahwa siapa yang mau peduli dengan dirinya? Toh, selama ini juga sudah cukup jelas bahwa pimpinananya selalu diam saja jika ada orang-orang di kantor yang over-acting pada Nita.

Ketika Nita menutup pintu ruang kerja Bu Marsya, ia melihat posisi duduk sang bos sudah beralih ke arah komputernya lagi.

Hmmm… Sudah jelas sekali bahwa pertanyaannya tadi cuma seperti sedang membuang garam ke dalam laut.

Ah, gue harus nih bicara dengan haerde.

Dari pintu depan ruang kerja Bu Marsya, Nita melihat beberapa orang seperti Pak Harris, Pak Abdullah Hasan, Bu Rebeka, dan beberapa orang lainnya yang tidak terlalu jelas kelihatan, masih terlihat asyik beramah tamah di ruang kerja Sarah. Mungkin jumlahnya cukup banyak, sampai-sampai Pak Slamet dan Bu Sari yang sampai berdiri di luar pintu.

Tiba di meja, Nita melihat Sarah menjadi pusat perhatian para karyawan yang sedang ramai di ruang kerja itu. Dengan sikapnya yang rileks sambil menopangnya sebelah tangannya di meja dan sebelah lagi ditaruh di pinggangnya, Nita terkesan Sarah memiliki pribadi yang sangat percaya diri. Ia juga nampaknya sudah siap dengan kunjungan karyawan-karyawan itu, karena terlihat beberapa dari mereka menikmati permen coklat yang sudah disediakan di situ.

Jangan-jangan dia nggak beda dari dari Vero, nih…

Sambil mencetak beberapa dokumen dari komputernya untuk diberikan ke Bu Marsya seperti yang sudah dijanjikannya tadi, Nita mencoba menelpon Mbak Tini yang memang orang haerde. Ia ingin membicarakan soal keanggotaannya di timnya Sarah itu ke Bu Marsya.

Nada dering terdengar bahwa sambungan Mbak Tini sedang tidak aktif, tapi kemudian di layar telpon terlihat bahwa telpon itu di pick up oleh Anton Suardja.

“Pagi, Pak Anton, Mbak Tini sedang tidak ada di tempat ya?” Tanya Nita ketika telpon sudah dijawab oleh Pak Anton.

“Oh, Mbak Tini hari ini ada perlu urus keluarganya ada yang masuk rumah sakit, jadi dia barusan ijin pulang.” Jawab Pak Anton di sambungan sana.

“Ada pesan atau mau bicara dengan yang lain saja?” Tanya Pak Anton lagi.

“Oh... hmm… saya telpon Pak Hardi saja deh, Pak. Pak Hardi ada di tempat kan, Pak?”

“Nggak ada. Ruangannya kosong. Tanya Anna saja, sekretarisnya di extention tiga-satu-empat.” Jawab Pak Anton, lalu menutup telpon.

Nita segera menyambung ke nomor extension Anna di tiga satu empat.

Tut tut tut tut tut tutHmmm… ternyata sambungan telpon Anna sedang sibuk, maka iapun menekan menu reserve agar jika saat sambungan telpon Anna sudah tidak sibuk, telpon NIta akan menyala untuk memberikan tanda bahwa sambungan telpon Anna bisa dihubungi lagi.

Tapi ternyata, setelah kira-kira lebih dari sepuluh menit lampu pada pesawat telpon Nita ternyata tidak juga menyala.

Hmmm… lama juga ya sambungan telponnya sibuk…?

Sambil sekali-sekali melihat ke arah ruang kerja Sarah yang masih dipenuhi banyak orang, Nita mulai menstapler dokumen yang sudah selesai dicetaknya.

Lalu pada saat Nita sedang beranjak dan berjalan masuk lagi ke dalam ruang kerja Bu Marsya untuk menaruh dokumen yang tadi distaplernya itu, Nita mendengar Sarah mulai mengeraskan suaranya.

“Oke, semuanya kembali ke pekerjaannya masing-masing.” Itu suara Sarah yang terdengar jelas dari tempat Nita berjalan masuk ke ruang kerja Bu Marsya.

“Terima kasih semuanya. But sorry, time is up. Hope that we will be a great team.” Katanya lagi dengan wajah gembira membalas keramahan semua orang yang sedang menemuinya itu.

Mendengar suara Sarah mengucapkan kalimat seperti itu, hhmmm… aneh… Nita kok jadi merasa tidak nyaman, ya…? Ia jadi semakin bertekad untuk membicarakan masalah keanggotaan Nita dalam timnya Sarah itu dengan pihak yang berkompeten. Kalau tidak dengan Bu Marsya sendiri, ya, tentunya Pak Hardi di haerde.

Ketika Nita kembali lagi ke mejanya, pesawat telponnya sudah menyala.

Nita mencoba menghubuni Anna, sekretarisnya Pak Hardi itu. Tapi sekarang, kok malah tidak dijawab-jawab oleh Anna. Duh… capek deh…









Bersambung








Baca juga: "Pembacaan Cerber "Nita si Sekretaris" di Radio Cempaka Asri FM!"




Good Quality and Original Article - Dian Manginta - Cantik Selamanya


Popular posts from this blog

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris

Mulai hari ini, setiap hari Rabu, di Cantik Selamanya ada cerita bersambung karangan Renthyna. Yes , it ' s a fiction . Semua serinya akan masuk di tag " fiction ". Hope you'll enjoy it ! :) Sinopsis: Nita, seorang karyawan yang bermimpi punya harapan yang indah di masa depan. Semangat empat limanya dipakai untuk menggempur semua tugas-tugas yang diberikan atasan karena berprinsip teguh untuk selalu memberikan hasil terbaik untuk sang pimpinan. Menurut ukurannya, apa yang diinginkannya tidaklah muluk-muluk, bahkan dia juga ikhlas dengan jumlah Rupiah yang diterima dari hasil jerih payahnya di kantor. Nita punya mimpi dan berharap setiap hari. Dalam pengejaran akan mimpi-mimpinya, dia juga harus menghadapi kenyataan bahwa mimpinya tidak dapat diraih semudah ia membalikkan telapak tangannya. Nita Si Sekretaris Matanya memang menatap tajam ke arah gambar-gambar komik yang ditaruh di atas meja sambil kedua tangannya memegangi lembar kiri-kanan komik tersebut. Kepalanya se...

Cerita Bersambung - Nita Si Sekretaris (2)

Cerita sebelumnya : Nita, seorang sekretaris, hidup dengan optimis namun tidak neko-neko. Namun, keoptimisannya kerap diuji, apalagi dia "hanya" seorang... Nita Si Sekretaris Nita tidak bisa mengerti, kenapa semua pekerjaan Vero tersebut harus dikerjakannya. Ditambah lagi Vero malah marah-marah tidak karuan gara-gara Nita tidak menambah sepuluh persen pada kolom perkiraan tadi. “Sumpah, gue ga' tahu itu harus dikalikan berapa.” Cerita Nita pada Ellen. “Tapi elu tuh harusnya banyak bertanya dong, Nit. Lu harus lebih berinisiatif bertanya ke Vero kalau ada urusan kerjaan sama dia.” Ucap Ellen menguliahi. Saat itu Nita tidak berharap Ellen malah menasehatinya karena Ellen 'kan juga sama seperti dia yang adalah seorang sekretaris juga. Dia justru ingin seorang kolega bisa memberi kata-kata hiburan ataupun pemberi semangat pada saat-saat tidak menyenangkan seperti ini. Dan, walaupun bosnya adalah Pak Walker yang sudah tua tapi ramah, namun dalam logika Nita, Ellen sepantas...

Selimut Hati (by Dewa 19)

Suka Dewa 19 ? Aku suka lagu-lagunya. No offence but aku gak suka kasarnya Ahmad Dani . Siapa, sih , yang suka..? He he he.. Tapi, aku suka lagu-lagunya. Well, don ' t judge the book by its cover , right ? Aku juga suka suaranya Once . Nice voice . Salah satu lagu yang aku suka adalah Selimut Hati . " Aku.. kan menjadi malam-malammu.. kan menjadi mimpi-mimpimu.." Very nice . Lagunya bikin ngelamun . Lembut dan meyakinkan. Meyakinkan, bahwa yang menyanyikan lagu ini bener-bener ngerti perasaan kekasih hatinya. So sweet ... Dia bener-bener pengen menyenangkan hati kekasihnya, waktu bilang , " Aku bisa untuk menjadi apa yang kau minta .." Tapi dia juga minta pengertian bahwa dia gak bisa seperti kekasih lama yang mungkin masih terkenang-kenang... Ah ... so dearly ... Wouldn't it be nice kalau ada orang yang berlaku begitu untuk kita? Dengan lembut mengungkapkan rasa sayangnya tanpa terdengar menjadi murahan... Tanpa menjadi gombal .. kain bekas buat lap l...